PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Dinilai Biadab, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Seberat-Beratnya

Sabtu, 09 April 2016

00:00 WITA

Buleleng

6325 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, www.suaradewata.com – Keluarga almarhum I Gede Pasek (34), warga Banjar Ulundanu, Songan, Kintamani, Bangli, yang menjadi korban penebasan, sampai saat ini masih syok dengan kejadian yang menimpa korban. Saat suaradewata.com berkunjung ke rumah duka, Sabtu (09/04/2016), tampak keluarga korban masih berkumpul menyiapkan sarana untuk upacara korban yang rencananya akan dilakukan pada Senin (11/04/2016).

Saat itu, istri korban Jro Rinti (27) masih terlihat linglung dan tampak sesekali berlinang air mata. Yang bersangkutan belum bisa terima atas kepergian suami tercintanya untuk selama-lamanya. Terlebih meninggalnya korban terbilang sangat sadis dan keji. “Tyang tidak bisa ngomong apa. Anak-anak kami masih kecil-kecil,” ungkapnya, sambil sesekali menyeka air matanya.

Diketahui korban adalah seoarang pecalang di Desa Songan yang mempunyai lima orang anak. Anak bungsunya kini baru berusia 8 bulan. Sementara anak peryama korban, masih bersekolah di bangku SMP. Selama hidupnya,  korban dimata teman dan keluarganya, dikenal orang yang baik dan pintar bergaul serta bertanggungjawab dengan keluarga. Dalam kesehariannya, korban juga dikenal lucu dan hobi bermusik.  

Paman koban, Jro Suarta (49) menuturkan, sampai saat ini pihak keluarga masih belum bisa mempercayai kasus yang menimpa korban. “Keluarga kami dan juga seluruh warga desa Songan, sama sekali tidak ada yang menyangka akan ada kejadian sadis seperti itu,” ungkapnya. Saat kejadian, disampaikan, pihak keluarga juga tidak ada mendapat firasat apa-apa. Disampaikan, saat itu korban ijin sehari sebagai pecalang di Desa Songan untuk bisa bekerja sebagai sopir musiman yang mengangkut para pemedek ke Pura Kayu Selem. “Saat kejadian korban masih antre diurutan nomor tiga untuk bisa mengantar para pemedek ke Pura Kayu Selem,” jelasnya.

Hanya saja, korban justru menjadi sasaran penyerangan oleh para pelaku. Dari informasi masyarakat, diketahui, penyerangan dilakukan empat pelaku bersenjata tajam yang datang dengan mengendarai mobil APV hitam bernopol  DK 1479 MD. “Kejadiannya begitu singkat. Para pelaku mengamuk membabi buta dan menyebabkan warga sekitar dan pemedek panik berhamburan. Bahkan anggota yang berjaga saat itu juga dibuat takut,” jelasnya.

Yang menarik, saat mobiil APV pelaku tiba di TKP, korban malahan sempat mengarhakan ke tempat parkir karena dikira pengunjung. Naas bagi korban, salah satu pelaku yang  diduga sudah mengenal korban saat terjadi perselisihan sebelumnya, justru diserang secara tiba-tiba hingga menyebabkan korban bersimbah darah akibat sejumlah luka tebasan yang dideritanya dibagian leher, tangan dan sejumlah bagian tubuhnya yang lain. Tragisnya setelah korban tersungkur, justru kembali pelaku sempat menyabet tubuh korban. Perbuatan pelaku tidak sampai disitu, bagian tubuh korban saat tergeletak tak berdaya juga sempat dilindas pelaku yang langsung kabur. “Perbuatan pelaku itu, benar-benar sangat sadis. Karena itu, kami dari pihak keluarga meminta agar para pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya,” sebutnya.

Sebab, pihak keluarga juga menduga penyerangan terhadap korban hingga tewas telah direncanakan sebelumnya. Terbukti dari persiapan para pelaku yang datang dengan dilengkapi sejumlah sajam.  Diperkirakan, waktu perencanaan tersebut dilakukan para pelaku dalam rentang waktu sekitar tiga jam dirumah pelaku. Dari kronologis kasus tersebut, terungkap awalnya salah satu pelaku I Komang KW sempat bersitegang dengan korban, karena disoraki warga saat terjatuh menggunakan sepeda motor trail sekitar pukul 13.00 wita.

Selanjutnya pelaku yang diduga tersinggung setelah sempat diamankan pecalang, langsung pulang ke banjar Tabu dan mengadu kepada pelaku lainnya, yakni Jro Mangku WL, Jro S dan SR. Sehingga terjadi penyerangan secara membabi buta terhadap korban, sekitar pukul 16.00 wita di jalan raya banjar Ulundanu, Songan.  “Jarak antara banjar Tabu dengan tempat kejadian sekitar lima belas menit. Kemungkinan dalam kurun waktu itu, ada perencanaan untuk melakukan penyerangan yang menyebabkan korban sampai meninggal,” ungkap Jro Suarta.

Sementara menurut penuturan warga lain yang namanya enggan di ekspos, ternyata para pelaku ini masih dalam satu ikatan keluarga. Diketahui, SR adalah anak dari Jro Mangku LW dan Jro S adalah adik kandung Jro Wayan LW. Sementara Komang KW adalah warga luar desa Songan, yang baru enam bulan diajak tinggal bersama oleh Jro Mangku Wayan LW. Sementara dari hasil penyelidikan polisi, saat ini baru dua pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan dan pembunuhan yakni Komang KW dan Mangku Wayan LW. Namun tidak menutup kemungkinan, tersangka akan bertambah. Yang mengejutkan lagi, sesuai hasil test urine dua pelaku, diketahui positif menggunakan narkoba jenis sabu-sabu, yakni Komang KW dan Jro S. Tindak lanjut dari kasus ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan dan akan segera menggelar pra rekontruksi untuk memastikan peran masing-masing pelaku. ard 


Komentar

Berita Terbaru

\