Demokrat Akui Hanya Sepakat Pilkada 2017 Di Buleleng “Head To Headâ€
Jumat, 11 Maret 2016
00:00 WITA
Buleleng
4919 Pengunjung
suaradewata.com
Buleleng, suaradewata.com – Pertarungan Pilkada Buleleng Februari 2017 tampak akan cukup menyulitkan Partai Golkar yang mengusung Ketut Rochineng untuk melawan PDIP. Pasalnya, Demokrat yang dalam pertemuan antara Koalisi Bali Mandara (KBM) beberapa pekan lalu masih ambigu alias belum menjamin kepastian untuk berkoalisi.
Selain Partai Gerindra yang tetap bersikukuh mengusung Ketua DPC Buleleng yakni Nyoman Rai Yusa untuk maju, Kini pernyataan mengejutkan kembali muncul dari tubuh Partai Demokrat terkait reuni KBM beberapa pekan lalu.
“Kami hanya sekapat jika pertarungan Head To Head (Dua pasang calon yang berkompetisi). Masalah koalisi terlebih calon kandidat mana yang nantinya akan diusung, kami masih melakukan penjaringan. Ada mekanisme yang tentunya melihat elektabilitas kandidat yang berpotensi menang dalam pertarungan 2017 nanti,” ujar Luh Gede Harryani, Ketua Partai Demokrat Buleleng, Jumat (11/3).
Dikomfirmasi terkait dengan agenda pertemuan KBM yang diprakarsai Golkar Buleleng, Harryani mengaku hal tersebut tidak lebih dari ajang silaturahmi serta reuni KBM. Menurut Harryani, ada bentuk keinginan untuk mengulang kembali kemenangan KBM ketika bertarung menghadapi PDIP dalam pemilihan Gubernur Bali yang berhasil mengangkat Made Mangku Pastika untuk menjadi pemimpin Bali periode kedua.
Namun, lanjutnya, bukan artinya Demokrat sepakat untuk mengusung Rochineng seperti apa yang diinginkan oleh Ketua Golkar Buleleng, Nyoman Sugawa Korry. Ia pun mengaku menyadari terkait tujuan jangka panjang Partai Demokrat Buleleng untuk menang dalam Pemilu Legislatif di tahun 2019 nanti.
Sehingga, untuk bisa memetik kemenangan pada ajang “gawai” pemilihan umum di tahun 2019 tentunya harus menjadi pemenang di Pilkada Buleleng 2017. Dan tentunya, lanjut Harryani, yang akan diajak berkoalisi tentu merupakan calon menang. Yang artinya, elektabilitas nama kandidat yang kemungkinan menang menjadi salah satu barometer penentu dari pilihan koalisi partai Demokrat Buleleng.
Hal ini pun tentu merujuk potensi calon incumbent yang muncul dari PDIP yakni Putu Agus Suradnyana. Yang menurut Harryani, kemungkinan tersebut pun tidak tertutup menjadi pilihan koalisi dari Partai Demokrat Buleleng mengingat pendekatan politik yang juga turut dibangun partai Demokrat Buleleng dengan PDIP.
Terlebih, peta politik KBM yang Harryani akui masih terjadi ketidak sinergisan misi dan visi tentang koalisi untuk Pilkada Buleleng 2017. Pasalnya, antara Golkar dan Gerindra yang masih belum keluar titik temu tentang kandidat siapa yang akan diusung nanti dalam Pilkada Buleleng 2017.
Hal itu terkait nama Rochineng yang dicuatkan Golkar dan Rai Yusa yang mendapat dukungan penuh dari internal struktur serta kader Gerindra Buleleng. Terlebih, masih amburadulnya kondisi KBM juga terindikasi dari statemen sejumlah elit Partai Hanura yang mulai mengedepankan nama Kadek Doni Riana untuk dipaketkan sebagai Wakil Bupati yang bertarung di Pilkada 2017 nanti nanti.
“Yang jelas, kita tidak mau berkaca dari ketidak suksesan sebelumnya dalam mengusung calon yang dijagokan. Pemilu sebelumnya tentu menjadi sebuah evaluasi bagi internal partai Demokrat sendiri. Semua kami pelajari dan internal struktural pun tidak mau terlalu terburu-buru untuk kembali menelan kekalahan pada ajang pesta demokrasi sebelumnya,” kata Harryani.
Namun, secara spontan Harryani mengaku sudah sepakat dengan Golkar untuk menjadikan Pilkada Buleleng 2017 menjadi sebuah ajang kompetisi dalam bentuk Head to Head. Walaupun masih belum memiliki suatu kepastian koalisi, tapi Harryani mengaku yakin kondisi tersebut akan terjadi jika KBM berhasil menyatukan misi dan visi untuk kembali menang setelah pemilihan Gubernur Bali lalu.adi
Komentar