Bikin Ruwet, Nama Kintamani Segera Diganti Jadi Cintamani
Senin, 07 Maret 2016
00:00 WITA
Buleleng
5833 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, suaradewata.com - Bupati Bangli, I Made Gianyar menyatakan nama kecamatan Kintamani segera akan diganti menjadi Cintamani. Pergantian nama tersebut, bahkan kini sedang digodok untuk pembuatan Perdanya. Perubahan nama tersebut juga dilandasi, karena nama Kintamani sering diartikan selalu bikin ruwet. “Usulan perubahan nama Kintamani sudah lama muncul dari masyarakat. Dan saat rapat rutin kembali muncul. Sebab, nama Kintamani diartikan selalu bikin ruwet seperti yang terjadi selama ini,” ungkap Bupati Made Gianyar didampingi Wakil Bupati Sang Nyoman Sedana Artha serta Sekda Bangli Ida Bagus Gede Giri Putra saat memaparkan target 100 hari masa kerjanya, Senin (07/03/2016) saat ditemui di ruang kerjanya.
Dijelaskan juga, sesuai sejumlah prasasti dan Purana yang ada menyebutkan awalnya Kintamani memang bernama Cintamani. Namun nama tersebut, berubah menjadi Kintamani pada masa era penjajahan Belanda. “Sekarang kita harap dengan perubahan nama Kingtamani kembali menjadi Cintamani, Cintaku Kintamani. Semua harapan untuk menjadikan wilayah Cintamani menjadi lebih baik bisa terwujud. Sebab mani juga berarti bahagia,” papar Pria asa desa Bunutin, Kintamani ini.
Tindak lanjut dari perubahan nama tersebut, Bupati Bangli dua periode ini, mengaku telah menggodok Perda tersebut. “Dalam penggodokan Perda perubahan nama Kintamani itu, kita juga nantinya akan mengundang para pengelingsir di Kintamani,” jelasnya. Hanya saja, pihaknya tidak menjelaskan, kapan target Perda tersebut bisa diwujudkan. Namun langkah- langkah awal sebelum diperdakan, pihaknya bakal rembug dengan para tokoh masyarakat yang mengerti tentang asal-usul, serta tahu soal purana (sejarah) Kintamani. Dengan harapan agar nama baru yang lahir sebagai pengganti nanti tidak memunculkan prokontra pasca Perda lahir.
Sementara menyangkut target 100 hari kerja, pihaknya mengaku fokus terhadap penataan Kintamani dan pasar Bangli. Dari 100 hari kerja itu, 50 hari pertama pihaknya fokus dengan untuk mematangkan konsep dan rencana. Selanjutanya 50 hari kedua, fokus dengan sosialiasasi. “Setelah 101 hari kerja, penegakan aturan harus sudah kita lakukan. Kesembrawutan yang terjadi di Kintamani baik karena parkir liar, pasar tumpah, truk galian C sudah tidak ada lagi,” tegasnya.
Lebih lanjut, untuk melengkapi penataan Kintamani, pihaknya juga berencana akan membuat rest area. Saat itu terwujud, pembangunan baru yang dibangun menghalangi panorama Kaldera Batur akan dihentikan. “Satpol PP nantinya harus bertindak tegas juga,” tegasnya. Sebagai payung hukum dalam penataan Kintamani, pihaknya kini sedang menggodok pembuatan Perda Pengelolaan Kintamani. Dimana dalam Perda tersebut, nantinya pengelolaan Kintamani akan diserahkan kepada Badan Pengelola.
Sementara untuk menampung para pedagang acung dan buah yang selama ini juga membikin ruwet, Bupati Made Gianyar mengaku akan segera menyewa salah satu restauran yang bangkrut untuk kembali difungsikan. “Karena banyaknya pedagang, pasar Geopark yang ada tidak bisa menampung. Karena itu, kita juga akan menyewa salah satu restauran yang bangkrut untuk menempatkan para pedagang buah dan pedagang acung yang selama ini mengejar-ngejar wisatawan. Bahkan pedagang bakso juga bisa ditempatkan disana dan akan diatur dengan manajemen yang baru untuk menciptakan Cintamani menjadi lebih baik,” sebutnya.
Sementara Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Artha menyatakan sesuai hasil evaluasi bersama, diakui, selama lima tahun kepemimpinannya bersama Bupati Made Gianyar masih ada dua kelemahan yang terjadi yakni menyangkut penataan pariwisata Kintamani dan pasar Bangli. “Untuk pasar Bangli juga menjadi atensi serius kami. Dalam tahun ini, anggaran untuk perbaikan pasar Kidul cukup besar. Kita harap tidak ada masalah lagi,” tegasnya. ard
Komentar