Gawat, Sapi Simantri Di Bangli Tewas Positif Rabies
Jumat, 01 Mei 2015
00:00 WITA
Bangli
5355 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com– Penyebaran penyakit rabies yang disebarkan anjing gila, kini tidak hanya menyerang korban manusia saja. Di Kabupaten Bangli, seekor sapi yang dipelihara kelompok Simantri di banjar Tempek Pulung, Kelurahan Bebalang, tewas akibat rabies. Bahkan dari hasil uji lab, dinyatakan sapi tersebut tewas akibat positif terjangkit rabies. Hal ini diketahui saat kunjungan Wagub Bali, I Ketut Sudikerta, ke kelompok Simantri Pulung Sari No 418 di Kelurahan Bebalang, Jumat (01/05/2015).
Menurut penuturan I Wayan Sunada, pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) Simantri Propinsi Bali awalnya sapi betina yang berumur sekitar 2,5 tahun itu tidak mau makan. Kemudian pada Selasa (21/4) lalu sapi tersebut terlihat gelisah. “Lalu beberapa jam kemudian sapi itu mengamuk dan membetur-benturkan kepalanya di besi kandang hingga luka-luka,” ungkapnya. Setelah itu sapi tersebut kejang-kejang dan sekitar pukul 14.00 wita, sapi yang diberi nama Joda tersebut tewas.
Selanjutnya, karena curiga sapi tersebut terjangkit rabies diliat dari gejalanya. Petugas akhirnya melaporkan kasus ini ke dinas Peternakan Perikanan (P2) dan dinas Kesehatan Pemkab Bangli. “ Awalnya kami mengira sapi itu sakit belut atau perut kembung akibat rumput yang dimakan masih berisi air embun. Namun karena tanda-tandanya sebelum mati mecurigakan kami lalu laporkan ke dinas peternakan dan dinas kesehatan,” jelasnya. Bangkai joda kemudian diperiksa ternasuk diambil sampel otaknya untuk diperiksa laboratorium. “Dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel otak sapi itu, dinyatakan kematiannya karena positif terjangkit rabies,” tegasnya.
Hanya saja, kelompok tani ternak Pulung Sari tidak tahu persis apa yang menulari sapi tersebut sehingga terjangkit rabies. “Kita tidak tahu penularanya dari mana, apakah ada anjing rabies yang masuk lalu menggigit Joda atau hewan lain karena tidak ada yang melihatnya,” jelasnya. Lantaran sapi itu tidak diasuransikan maka kerugianya harus ditanggung bersama. Sang Made Purna, Sekretaris kelompok tani ternak Pulung Sari Simantri 418 juga mengakui kalau anggota kelompok tidak ada yang tahu persis apakah sapi Joda digigit anjing rabies atau hewan lain yang terjangkit rabies. Tiba-tiba saja sapi itu disebutkan mengamuk lalu kejang-kejang dan mati.
Atas kasus tersebut, Sudikerta langsung menyampaikan akan memberikan ganti rugi kepada kelompok tersebut atas kematian sapi yang dibeli seharga Rp.5 juta lebih itu. “Sapi yang mati tersebut akan saya ganti supaya kelompok tani ini tidak merugi. Nanti berikan saja saya kwitansi pembelian untuk mengganti sapi tersebut,” tegasnya. Tidak hanya itu, kepada kelompok tersebut, Sudikerta juga langsung memberikan bantuan biaya operasional 1,5 juta. ard
Komentar