PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

UMKM Bangli Keluhkan Anggaran Minim

Rabu, 22 April 2015

00:00 WITA

Bangli

2990 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Bangli, suaradewata.com –Berbagai potensi sejatinya dimiliki kabupaten Bangli. Hanya saja, lagi-lagi karena persoalan anggaran yang minim, menyebabkan hasil karya masyarakat Bangli menjadi kurang dikenal. Pasalnya, promosi yang dilakukan terhadap berbagai produk dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bangli relative sangat sedikit dilakukan.  

Buktinya, untuk tahun 2015 ini Pemerintah Daerah hanya bisa memfasilitasi satu UMKM untuk melakukan promosi produk. Hal ini merupakan dampak dari minimnya anggaran yang ada, yakni hanya Rp 29 juta per tahun. Kadis Koperasi dan UMKM Bangli, I Dewa Gede Suparta, Rabu (22/4/2015) mengakui anggaran promosi yang ada saat ini memang masih jauh dari harapan jika dibandingkan dengan jumlah UMKM di Kabupaten Bangli mencapai sekitar 839 usaha.

Hal ini diakui berdampak pada lambatnya produk UMKM Bangli dikenal  masyarakat luas. Idealnya, untuk mempercepat pengembangan produk, dalam setahun bisa dilakukan sebanyak 10 kali promosi. “Promosi saat ini masih jauh dari harapan, tapi kami akan tetap maksimalkan,” ungkapnya. Untuk mengatasi masalah klasik ini, disebutkan Suparta pihaknya menyisiati promosi untuk UMKM lain, dilakukan dengan cara menitipkan  produknya ke UMKM yang mengikuti promosi dalam bentuk pameran. “Dengan cara itu, peroduk UMKM yang diperkenalkan menjadi lebih banyak. Jadi tidak harus menunggu pelaku usaha itu mendapatkan giliran untul mengikuti pameran,”  ungkap Dewa Suparta.

Ia juga mengaku, dibalik minimnya anggaran pemerintah daerah untuk promosi, pihaknya sedikit bisa bernafas lega, lantaran pemerintah provinsi juga turut ambil andil dalam memfasilitasi promosi produk UMKM ini, yang jumlahnya 3 UMKM per tahun. Selain bidang promosi, terbatasnya anggaran dari pemerintah daerah juga terjadi pada program pendataan UMKM yang hanya Rp 14 juta dan juga program pelatihan kewirausahaan yang anggarannya hanya sekitar Rp 23.600.000. “Tidak hanya bidang promosi saja yang anggarannya terbatas, namun beberapa program lain juga mengalami hal serupa,” ucapnya.

Sebelumnya, Suparta sempat mengungkapkan, untuk memperluas jaringan pemasaran produk, sejatinya para pelaku usaha mikro kecil dan menengah perlu melek teknologi informasi, dengan maksud untuk memperkenalkan produk ke ranah yang lebih luas. Dia menjelaskan, pelaku usaha bisa membuat website pribadi yang nantinya bisa terhubung dengan penikmat produk usaha.  Dengan cara itu, semakin banyak orang yang mengenal produk dan peluang lakunya produk di masyarakat menjadi lebih besar. ard


Komentar

Berita Terbaru

\