PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

9 PAC Hanura Minta Suwardiana Dipecat

Rabu, 25 Februari 2015

00:00 WITA

Tabanan

7951 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Tabanan, suaradewata.com – Pernyataan anggota DPRD Tabanan dari Partai Hanura I Ketut Suwardiana yang menyatakan mendukung kader PDIP Ni Putu Eka Wiryastuti untuk menjadi Bupati Tabanan kali keduanya mendapat tanggapan serius dari DPC Hanura Tabanan. “Dari 10 PAC Hanura yang ada di Tabanan, 9 diantaranya meminta DPC bersikap tegas mulai dari surat peringatan, dan kalau masih membangkang mereka minta Suwardiana di PAW dan dipecat,” ucap Sekretaris DPC Hanura I Wayan Suthardja, Rabu, (25/2).

Atas desakan para PAC itu, DPC Hanura Tabanan telah melayangkan surat peringatan resmi kepada kadernya yang membelot tersebut. “Hari ini (kemarin), surat peringatannya sudah kita kirim, selanjutnya kami menunggu reaksi yang bersangkuta,” ucapnya. Tidak hanya statement dukungan terhadap kader PDIP, Suwardiana dikatakan sering berulah dan DPC Hanura di Tabanan sebagai induk partainya. Hal itulah yang memicu reaksi dari pengurus PAC dan DPC untuk mengambil sikap tegas. Puncakya Minggu, (22/2) lalu DPC menggelar rapat diperluas dengan PAC seluruh Tabanan dan menyepakati member peringatan tegas. Dalam rapat itu dari 10 PAC yang ada 9 diantaranya meminta DPC bertindak tegas, sementara satu PAC yakni PAC Marga tidak hadir dalam rapat tersebut. "Jika terus membangkang dan tidak mengindahkan surat peringatan tersebut, para Pengurus PAC meminta Suwardiana segera di PAW dan di pecat dari Hanura," tandas Suthardja. Pihaknya juga menghimbau Suwardiana tahu diri, bahwa dirinya duduk sebagai anggota DPRD Tabanan karena partai Hanura. “Jadi tidak sepantasnya melawan partai apalagi tidak mengakui adanya DPC Hanura Tabanan,” tandas politisi asal Marga ini.

Senada dengan Suthardja, Ketua DPC Partai Hanura I Ketut Yoga Bagia Asmara juga mengatakan hal yang sama. Tingkah laku Suwardiana dengan seenaknya bertatement di media, bahkan dengan tegas mengatakan tidak mengakui DPC Hanura Tabanan sebagai sebuah pelecehan.  “Surat peringatan sudah kita kirimkan, selanjutnya kalau yang bersangkutan tidak berubah akan disusul SP berikutanya dan bukan tidak mungkin sampai kepemecatan. Saya hanya menjalankan aturan partai sesuai AD/ART,” ucap mantan anggota DPRD Tabanan ini.

Terkait alasan Suwardiana yang menyatakan dukungan terhadap Kader PDIP sebagai calon Bupati Tabanan dengan dasar Hanura di pusat tergabung dalam KIH (Koalisi Indonesia Hebat) menurutnya adalah sebagai alasan yang dicari-cari.  Pasalnya Ketua Umum DPP Hanura, Wiranto telah dengan tegas mengatakan bahwa KIH hanya berlaku di pusat dan saat pilres. Sementara untuk di masing-masing daerah dipersilahkan melakukan kebijakan sesuai kepentingan partai. Bahkan kata dia dalam Munas Partai Hanura 13, 14, 15 Pebruari lalu, Wiranto kembali menegaskan, KIH hanya di Pusat. “Untuk daerah apalagi daerah Kabupaten diberikan kebebasan menentukan langkah politik sesuai dengan kepentingan partai,” tegas Yoga.

Dipihak lain, Ketut Suwardiana saat dikonfirmasi mengaku sedang berada di Jakarta dalam rangka kunjungan kerja. Terkait peringatan DPC Hanura itu dia mengaku heran lantaran statemennya mendukung Eka Wiryastuti untuk memimpin Tabanan kali kedua yang dimuat dimedia sudah atas persetujuan Ketua DPD Partai Hanura Bali. “Sebelum saya menyatakan dukungan kepada bu Eka itu, saya sudah berkoordinasi dengan Ketua DPD Hanura Bali, jadi bukan keinginan saya sendiri,” tegasnya. Karena saat ini Hanura belum punya calon Bupati Tabanan jadi tidak ada salahnya mendukung calon dari PDIP yang mana PDIP dengan Hanura di pusat tergabung dalam KIH. Yang jelas kata dia, bahwa dirinya selalu tunduk terhadap perintah partai, termasuk kalau nanti partai pimpinan Wiranto itu mengusung calon bupati Tabanan dari partai lain. "Kalau Hanura sudah resmi mendukung calon Bupati Tabanan siapapun itu saya siap memenangkannya secara all out," tegasnya. Dengan catatan itu sudah merupakan keputusan final partai Hanura yang menaunginya. “Hanura itu bukan milik Ketua DPC dan Sekretaris DPC tapi bagian dari partai Hanura secara Nasional,” tandas mantan Politisi PDIP Tabanan yang dipecat dari PDIP lantaran mendukung Sukaja dalam Pilkada lalu itu. ina


Komentar

Berita Terbaru

\