Dua Pura Kawasan Desa Banyupoh Hancur Diterjang Banjir Bandang
Minggu, 24 Januari 2016
00:00 WITA
Buleleng
3387 Pengunjung
Buleleng, suaradewata.com – Bencana alam banjir bandang yang berlangsung di Kabupaten Buleleng bagian barat tepatnya di Kecamatan Gerokgak turut menyebabkan kerusakan dua Pura yang ada di Desa Banyupoh. Ajaibnya, sebuah pelinggi Sri Ganesha (Tempat berstana Dewa Ganesha yang merupakan putra Dewa Siwa) di Pura Taman Belatung, luput dari terjangan banjir bandang.
Kedua pura yang hancur tersebut masing-masing yakni Pura Taman Belatung yang terdapat di Desa Banyupoh serta sebuah Pura Subak yang posisinya dekat dengan bendungan diatas Desa Banyupoh. Kedua Pura yang disucikan umat Hindu kawasan Desa Banyupoh tersebut bahkan nyaris tidak menyisakan bangunan lagi akibat terkubur lumpur serta tumpukan pohon gelondongan yang tumbang serta mengikuti arus air.
Terkait dengan masih berdiri tegak pelinggih Sri Ganesha tersebut, saksi yang melihat langsung kejadian tersebut menyatakan peristiwa tepatnya berlangsung sekitar pukul 02.00 Wita, Minggu (24/1).
“Awalnya, saya mendengar suara lolongan anjing di parkiran Pura Belatung yang terdapat di sebelah utara lokasi Pura Taman Belatung. Karena suara lolongan anjing tersebut biasanya menjadi pertanda akan terjadi sesuatu dan warga desa ada yang meninggal dunia,” ujar Ida Mangku Anom yang merupakan pemangku di Pura Taman Belatung.
Pada saat suara lolongan anjing tersebut, ia sedang tidur di wantilan Pura Taman Belatung yang letaknya tak lebih dari 5 meter dari bibir sungai. Posisi Pura Taman Belatung berada di pinggir sungai yang terletak di sebelah selatan Pura Belatung dan konon menjadi tempat penyucian. Pasalnya, di sebuah pelinggih yang ada di dalam Pura Taman Belatung keluar mata air yang kini dipercaya umat Hindu sekitar merupakan mata air suci.
Setelah mendengar suara lolongan anjing tersebut, Mangku Anom segera terbangung dan menuju kea rah sumber suara. Namun, setelah ia berhasil naik ke jajaran tangga atas sungai, air yang keras tiba-tiba datang menghancurkan sejumlah bangunan suci di kawasan Pura Taman Belatung.
Beberapa bangunan suci yang terdapat di Pura dengan ukuran 8 x 9 Meter ini hancur tak menyisakan apapun di dalamnya. Menurut Mangku Anom, beberapa bangunan yang tercatat hancur antara lain Pelinggih Surya, Peraneman, Gedong Mandala, Pelinggih Dewa Ayu Taman, Gedung Simpen, Pelinggih Dewi Kwan Im.
Selain itu, tiga bangunan wantilan yang biasanya digunakan bagi umat yang datang untuk bersembahyang dan terdapat di sisi barat Pura Taman Belatung pun hancur tanpa. Tapi, diantara kehancuran tersebut ternyata masih menyisakan satu arca suci yang sama sekali tidak tersentuh oleh pohon tumbang maupun arus air yang mengandung lumpur.
Bahkan hiasan pada arca suci Sri Ganesha tersebut sama sekali tidak kotor berikut “Tedung” (Hiasan Payung yang khusus dan disucikan dalam bahasa Bali, Red). Beberapa warga mempercayai hal tersebut sebagai sebuah keajaiban dibalik bencana yang terjadi dan menghancurkan seluruh bangunan di Pura Taman Belatung.
Menurut penuturan Mangku Anom, Pura Taman Belatung sering kali dikunjungi oleh sejumlah pejabat di Bali. Biasanya, kunjungan tersebut kerap dilakukan ketika jelang mengikuti ajang pemilihan calon kepala daerah di beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Bali.
“Ada Pak Bupati Bangli (I Made Gianyar) waktu mau nyalon Bupati lagi di Bangli. Bahkan sebelum mencalonkan diri sebagai Bupati Buleleng, pak Agus (Putu Agus Suradnyana) pun sering mendatangi Pura Taman Belatung untuk meminta petunjuk dan restu jelang mengikuti pemilihan kepala daerah,” ungkap Mangku Anom.
Menurut Mangku Anom, harus dilakukan suatu upacara pembersihan sebagaimana yang diyakini dan menjadi kepercayaan masyarakat Hindu khususnya di kawasan Desa Banyupoh. Upacara tersebut pun konon akan segera dilangsungkan usai bencana banjir bandang. Bukan hanya untuk Pura Taman Belatung melainkan termasuk Pura Subak yang terdapat di Bendungan Banyupoh tepatnya sebelah selatan Pura Taman Belatung.adi
Komentar