Korban Praktik Dokter Gadungan Di Buleleng Lapor Polisi
Rabu, 20 Januari 2016
00:00 WITA
Buleleng
2996 Pengunjung
Buleleng, suaradewata.com – Diduga menjadi korban praktik doktergadungan berinisial Pst, Kadek Astra Sedana (55), warga Gang Pulau Buru, Banjar Dinas Dauh Margi, Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng, akhirnya harus merasakan sakit di kakinya selama dua bulan usai disuntik. Kejadian yang menimpanya itu kemudian diadukan ke pihak kepolisian Resor Buleleng, Rabu (20/1).
“Makin hari semakin sakit dan hingga kaki kanan saya membengkak. Sayasempat tanya kepada istrinya yang menjadi salah perawat di RSUD Kabupaten Buleleng malah di bentak oleh istrinya (Pst, Red),” ujar Astra dikonfirmasi media, Rabu (20/1).
Pasca disuntik, ia mengaku merasakan perubahan terhadap kakinya. Dimana, lanjut Astra, setelah peristiwa kakinya disuntik tersebut kondisi kakinya kini tidak kuat berdiri lama dan bahkan tidak bias lagi berjalan lebih dari 100 meter seperti yang biasa ia lakukan sebagai seorang penjual ayam.
Menurut Astra, awal perkenalannya dengan Pst adalah ketika ia menjual ayam. Barang dagangan Astra biasa dibawakan ke rumah Pst yang berada di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Pst diketahui telah berlangganan membeli ayam di Astra hampir lebih dari setahun sebelum kakinya mengalami sakit.
Sekitar dua bulan lalu, ia datang ke rumah Pst untuk membawa ayam.Dalam percakapannya, Pst mengaku sebagai seorang dokter forensik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng. Usai mendapat pengakuan tersebut, Astra mengaku bahwa dirinya sering sekali merasakan badannya yang sakit ketika dalam kondisi lelah.
“Lalu disarankan agar saya disuntik saja lalu hal tersebut benar-benardilakukannya kepada saya. Dan kejadian penyuntikan itu berlangsung di rumahnya (Pst, Red),” papar Astra mengingat kembali kejadian yang diduga menjadi penyebab kakinya sakit hingga kini.
Ironisnya, Astra pun baru menyadari terkait sang dokter gadungan yangmenyuntiknya itu adalah seorang penggemar judi sabung ayam yang dikenal orang Bali dengan sebutan “Tajen”. Selain itu, ia pun mulai curiga terkait tidak ada papan plank praktik dokter di rumah Pst. Namun melihat penampilan Pst, lanjut Astra, sangat begitu meyakinkan karena begitu hafal dengan istilah medis dan memiliki sejumlah alat kesehatan di rumahnya tersebut.
Bukan hanya hafal dengan istilah medis dan memiliki peralatankesehatan lengkap. Pst konon sering memberikan resep obat kepada orang sakit dan bahkan bersedia ketika ditelepon saat malam untuk memberikan resep obat. Dan ironisnya, beberapa kali Astra mengaku sering melihat Pst menggunakan pakaian layaknya seorang dokter.
Namun ketika keganjilan tersebut ditanyakan Astra kepada istri Pst,malahan mendapat bentakan serta diminta untuk tidak turut campur dengan kegemaran “Metajen” sang suami. Hingga akhirnya Astra yang mengaku kebingungan pun akhirnya diam usai dibentak oleh istri Pst. Wakil Direktur Pelayanan RSUD Buleleng, Putu Sudarsana mengatakan, nama Pst tidak ada dalam daftar nama 54 orang dokter di RSUD Buleleng.
Bahkan, Sudarsana yang juga sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia(IDI) Kabupaten Buleleng mengaku bahwa Pst tidak tercatat sebagai anggota IDI. “Jika memang yang bersangkutan (Pst) betul-betul melakukan malpraktik, maka akan segera kami ambil tindakan dan melaporkan ke aparat yang berwajib. Dan jika yang bersangkutan memang bekerja di bagian forensic RSUD, maka akan kami panggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Sudarsana.
Sudarsana menuturkan, pihaknya tetap menggunakan barometer ijinpraktek bagi seorang dokter yang melakukan praktek kedokteran. Namun, hal tersebut juga bukan artinya bisa langsung ditindak terkecuali Pst merupakan anggota IDI Kabupaten Buleleng.adi
Komentar