PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Cemburu Istri Jadi Tukang Pijat, Suami Gantung Diri

Selasa, 19 Januari 2016

00:00 WITA

Buleleng

3865 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Buleleng, suaradewata.com  Akibat tidak bisa menerima profesi istrinya sebagai pramuwisata di kawasan Pantai Lovina, Gede Yasa (32), warga Banjar Dinas/ Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, nekat mengakhiri hidupnya diatas seutas tali. Peristiwa yang diduga berlangsung sekitar pukul 02.00 Wita, Selasa (19/1), tersebut dilakukan Yasa di “Bale Bengong” (Balai kecil tempat bersantai) yang terdapat di depan rumahnya.

Dari informasi yang berhasil di himpun suaradewata.com, Yasa yang kesehariannya sebagai nelayan pantai sempat mendatangi tetangganya untuk meminta kopi. Ia pun meninggalkan pesan kepada sejumlah tetanggannya yang di mintai kopi bahwa ia akan lekas mengakhiri hidupnya.

Selain itu, beberapa jam sebelum melakukan aksi nekat tersebut, Yasa sempat membuat sebuah perayaan kecil dengan rekan-rekannya dengan menenggak minuman keras (Miras). Ia pun pulang ke rumah tepat tengah malam dan mengambil seutas tali jemuran berwarna hitam lalu menggantung diri di bale bengong.

Berdasarkan pengakuan istri korban gantung diri, yakni Kadek Sumiarsih (37), suami yang pulang dalam keadaan mabuk tidak langsung tidur. Bekas mantan pacar yang mengawininya itu kemudian sempat mengunci pintu kamar mereka dan membiarkan Sumiarsih berada di dalam kamar sendiri.

Tubuh Yasa yang diturunkan oleh keluarga dan beberapa orang tetangganya pun sempat di bawa ke salah satu rumah sakit umum milik swasta yang terletak di jalan Ahmad Yani, Kota Singaraja, walau nyawa lelaki itu akhirnya tidak bisa tertolong lagi.

“Saya berhasil keluar kamar dengan melompat dari jendela. Dan begitu terkejut ketika tubuh suami saya sudah menggantung di Bale Bengong depan rumah,” tutur Sumiarsih yang tampak sangat terpukul dengan tewasnya sang suami.

Ketika dikonfirmasi terkait dengan konflik di internal antara ia dan suaminya (Yasa, Red), Sumiarsih mengaku memang sering sekali diganggu oleh isu perselingkuhan dirinya dengan pelanggan yang menggunakan jasa pijatnya. Hal yang menurutnya tidak benar itu sering membuat suaminya terpengaruh dan makan hati atas sikap oknum yang tidak bertanggung jawab itu.

Sumiarsih mengaku sering kali diminta untuk berhenti menjadi pramuwisata dan tukang pijat di pantai oleh sang suami. Namun hal tersebut selalu Sumiarsih abaikan mengingat kondisi ekonomi yang masih labil terlebih ketika musim air laut tinggi sehingga menyebabkan suaminya tidak bisa pergi ke laut.

“Tidak ada masalah jika pada musim air laut bagus dan ada hasil tangkapan, tentu punya penghasilan. Tapi ketika suami saya tidak bisa melaut dan tidak ada penghasilan tambahan, keluarga kami akan kewalahan. Terlebih suami saya suka minum dan mabuk,” ujar Sumiarsih.

Ia pun mengaku tidak sembarangan menerima permintaan dari pengguna jasa pijatnya. Menurut Sumiarsih, ia datang memijat di hotel atau kamar wisatawan hanya dilakukan bagi mereka yang berkelamin perempuan. Sedangkan untuk wisatawan laki-laki, ia mengaku hanya melayani jasa pijat jika itu dilakukan di pinggir pantai saat wisatawan sedang berjemur atau bersantai.

Bukan hanya digoyang isu perselingkuhan, lanjut Sumiarsih, kondisi belum dikaruniai anak sejak melangsungkan perkawinan pun menjadi faktor yang kerap memancing keributan antara ia dengan sang suami. Sehingga, faktor tersebut sering membuat suami merasa cemburu apalagi ketika Sumiarsih mendapat panggilan untuk memijat wisatawan di hotel.

Kapolsek Kota Singaraja, AKP Nyoman Suarnata, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pihak keluarga pun telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kota Singaraja.adi


Komentar

Berita Terbaru

\