Lokakarya Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI)
Senin, 28 Desember 2015
00:00 WITA
Gianyar
2468 Pengunjung
_829055.jpg)
Gianyar, suaradewata.com - Kabupaten Gianyar telah ditetapkan sebagai anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Nah, untuk meningkatkan peran dan posisi sebagai Kota Pusaka, Dinas Kebudayaan Pemkab Gianyar menggelar Lokakarya JKPI bertempat di Hotel Gianyar, Senin (28/12), dihadiri bendesa adat se-Kabupaten Gianyar, budayawan, akademisi, dan instansi terkait lainnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, IGN Wijana mengatakan, lokakarya dengan menghadirkan pembicara yang menekuni budaya Bali, bertujuan memberikan pemahaman yang jelas terkait predikat Gianyar sebagai Kota Pusaka.
Dijelaskan, soal nama Kota Pusaka yang diperkenalkan oleh lembaga JKPI tidak terlepas dari sejarah pembentukan lembaga itu. Karena anggotanya tidak hanya kawasan kota tetapi juga kabupaten, namun demikian, nama yang digunakan tetap “Kota Pusaka”. “Sebagai kawasan pusaka, Kabupaten Gianyar telah ditetapkan sebagai anggota JKPI Nomor 38 dari 51 anggota seluruh Indonesia tahun 2011,’ terang Ngurah Wijana.
Ditambahkan, sebelum dideklarasikan sebagai Kota Pusaka, terlebih dahulu telah dilakukan berbagai kajian dan seminar yang melibatkan seluruh komponen masyarakat Gianyar, baik tokoh adat, budaya, agama, budayawan dan instansi terkait lainnya, termasuk penerbitan cetak biru atau blue print “Revitalisasi Gianyar Menuju Kabupaten Unggul Dalam Bidang Seni Budaya” yang telah disusun oleh para budayawan, akademisi, praktisi dan tokoh-tokoh seni dan budaya yang ada di Kabupaten Gianyar.
Pusaka Kabupaten Gianyar diantaranya seni patung, seni sastra, kuliner, keris, seni tari, seni lukis, kain, budaya lokal genius yang tersebar di seluruh kecamatan yang merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan, dikembangkan dan dimanfaatkan demi kesejahteraan masyarakat tanpa menghilangkan pakem-pakem budaya yang bernafaskan agama Hindu.
I Wayan Geriya, narasumber dalam lokarya tersebut memaparkan, Kabupaten Gianyar sebagai kabupaten seni dan budaya memiliki pusaka yang beraneka ragam baik bersifat benda maupun non benda, dan tersebar di tujuh kecamatan. Kota Gianyar di masa lalu merupakan pusat pemerintah Kerajaan Gianyar dengan kota raja yang bersifat tradisional kemudian tumbuh dan berkembang berdampingan dengan pengaruh modernisasi tetapi tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan turun-temurun.
Untuk lebih mengukuhkan dan upaya penyelematan terhadap tinggalan-tinggalan tersebut, Gianyar telah terdaftar sebagai angggota JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia). “Lokakarya ini diharapkan memperkuat karakter pusaka Kabupaten Gianyar dengan sentuhan khas Gianyar, dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah melestarikan aset-aset pusaka Gianyar,” terang Wayan Geriya
Dikatakan, Gianyar kaya dengan pusaka budaya, pusaka alam dan pusaka saujana. Pusaka-pusaka budaya Bali seperti filosofi Tri Hita Karana, Seni Sastra, Seni Tari, Seni Lukis, Kuliner, Wastra, Seni Wayang, sampai museum tumbuh di Gianyar. Budaya Gianyar sebagai bagian dari Kebudayaan Bali, Indonesia memiliki soft power yang berpotensi mengitegrasikan, mendamaikan dan memuliakan. Kabupaten Gianyar kaya dengan Pusaka Budaya genius berkarakter, Kabupaten Gianyar memiliki sejumlah maestro seni budaya di berbagai bidang. Eksistensi Pusaka Budaya Gianyar memiliki akar sejarah yang panjang, merentang dari era peradaban Bali Kuno sampai Bali modern meliputi budaya rakyat, budaya agraris, budaya keraton, budaya klasik.
Sementara, Direktur Eksekutif JKPI, Asfarinal, yang hadir sebagai pembicara menjelaskan, JKPI adalah suatu organisasi di antara pemerintah kota dan atau pemerintah kota/kabupaten yang mempunyai keanekaragaman pusaka alam dan atau pusaka budaya (tangible dan intangible), yang bertujuan untuk bersama-sama melestarikan pusaka alam dan pusaka budaya sebagai modal dasar untuk membangun ke masa depan.
Adapun tujuan didirikan JKPI adalah, mengembangkan kerja sama di antara kota-kota yang mempunyai pusaka alam dan pusaka budaya yang penting. mendorong peran aktif masyarakat dalam pelestarian pusaka dan pengembangannya yang positif dalam kehidupan bermasyarakat.
Sementara salah satu bendesa adat yang hadir dalam lokakarya tersebut, yakni bendesa Gitgit, Desa Babakan, Gianyar, Dewa Putu Oka setelah menyimak lokakarya dari para narasumber, menyatakan setuju dengan predikat Gianyar sebagai Kota Pusaka dan masuk dalam anggota JKPI. Dia mengatakan, Kota Pusaka sangat tepat bagi Gianyar karena memiliki berbagai peninggalan seni dan budaya sehingga harus dilestarikan sehingga warisan budaya tidak punah dan sebagai media pendidikan bagi generasi yang akan datang terkait asal muasal budaya.
Terkait julukan sebelumnya Gianyar sebagai daerah seni, menurut Dewa Putu Oka, itu saling terkait, karena seni termasuk dalam ranah peninggalan pusaka. “Jadi, mari kita dukung bgersama-sama dan menjaga kelestarian pusaka yang ada di Gianyar,” ajak Dewa Putu Oka.gus
Komentar