PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Kesaksian Yvonne: Polisi Cegah Saya Ketemu Engeline

Senin, 28 Desember 2015

00:00 WITA

Denpasar

2233 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Denpasar, suaradewata.com- Sidang kasus pembunuhan Engeline (8) kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar. Sidang kali ini, menghadirkan putri kandung terdakwa Margareth yakni Yvonne Caroline Megawe untuk bersaksi.

Dalam kesaksiannya, Yvonne mengungkapkan saat pertama kali dirinya disampaikan soal penemuan mayat adik angkatnya Engeline. Sambil menangis, Ivonne menceritakan bahwa dirinya serba dicegah untuk mencari kebenaran soal kematian adik angkatnya yang baru duduk di kelas 2 SD itu. Bahkan Margriet ikut menitikkan air mata mendengar kesaksian putri sulungnya.

Dihadapan Majelis Hakim Edward Haris Sinaga, Yvonne menceritakan bagaimana paniknya dia ‎saat itu. Disaat diketahui adiknya sudah ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

"Saat Engeline dikabarkan hilang, saya dan ibu saya berusaha mencari tahu kemana harusnya melapor. Saat itu sudah menjelang malam, ini anak kecil. Saya selalu ada berpikiran kalau Engeline bener diculik dan sampai 24 jam tidak ditemukan, sudah pasti keluar daerah bahkan dibawa ke negara lain," ungkapnya sambil menangis.

Diakui Yvonne yang membuat dirinya kecewa, ketika Engeline ditemukan. Katanya, saat itu Ia sedang berada ditempatnya kerja dan dihubungi oleh anggota Polisi yang mengatakan ingin ketemu.

"Saat saya kerja saya ditelpon Polisi dan ingin bertemu membicarakan soal adik saya Engeline. Saat pertemuan itu, saya sama sekali kalau adik saya ditemukan sudah jadi mayat. Saya langsung diajak ke Polresta, bahkan saat itu saya belum tau adik saya Engeline sudah meninggal," akunya.

Dirinya sedikit lega, saat dalam perjalanan ke Polresta Denpasar bahwa Engeline berhasil ditemukan. Namun dirinya mengaku terkejut ketika membuka Facebook justru banyak kiriman soal ucapan turut berbela sungkawa. Hingga tiba di kantor Polisi, dirinya masuk ruangan cukup lama menunggu kabar kebenaran tentang penemuan jasad Engeline. 

"Setelah beberapa jam di Polresta, saya baru ditanya-tanya disampaikan kalau adik saya Engeline sudah meninggal. Saat itu saya tidak diberi tahu dimana jasadnya ditemukan," ungkapnya. 

Bahkan pada tanggal 11 Juni sehari setelah Engeline ditemukan. Ia bersama Ibunya dan Christine berniat ke RSUP Sanglah untuk membuktikan kebenaran itu Engeline. Namun niatnya dihalangi Polisi untuk tidak boleh kemana mana. 

"Kami tidak ada ruang untuk membuktikan. Untuk ke ruang jenasah kami tidak diijinkan," aku Yvonne yang meyakinkan bahwa dirinya dan Christine juga tidak dijinkan untuk bicara dengan siapapun terkait kematian Engeline, apalagi pada media.

Ia juga menilai saat awal dirinya melaporkan kehilangan Engeline. Katanya, tersirat Polsek Dentim tidak sungguh-sungguh menangani dalam melakukan pencarian. Lantas ia berinisiatif untuk menggalang kepedulian bersama teman-temannya untuk  mencari keberadaan Engeline.ids


Komentar

Berita Terbaru

\