Angka Golput Naik Di Bangli
Kamis, 10 Desember 2015
00:00 WITA
Bangli
3090 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com– Sehari pasca pencoblosan, KPU RI mempublikasikan hasil rekapitulasi resmi perolehan suara sementara Pilkada serentak yang telah berlangsung,Kamis (10/12/2015). Sesuai dengan rekapitulasi perolehan suara berdasarkan C1 dari seluruh TPS yang dilansir tersebut, untuk Pilkada Bangli sudah diketahui perolehan suara sementara pasangan nomor dua paket I Made Gianyar-Sang Nyoman Sedana Arta (Gita) meraup 60 persen suara menggunguli pasangan nomor urut dua, IB Brahmaputra-I Ketut Ridet (BPR) yang meraup perolehan 40 persen suara. Hasil rekapitulasi sementara tersebut dari 463 TPS Di Bangli bisa dilihat di link pilkada2015.kpu.go.id/banglikab. Dalam link tersebut juga bisa dilihat rekapitulasi berdasarkan kecamatan.
Lebih lanjut, diketahui juga angka golput di Bangli mengalami kenaikan yang cukup signifikant. Dimana dalam Pilkada Bangli 2015, tingkat partisipasi pemilih hanya mencapai 134.049 suara 72,69 persen dari total DPT Bangli sebanyak 184.569 pemilih. Sementara suara sah 130.796 suara dan suara tidak sah 3.150 suara. Dengan kata lain, sebanyak 50.520 pemilih atau sebanyak 27,31 persen pemilih memilih golput.
Dibandingkan dengan hajatan Pilkada sebelumnya, angka Golput ini diakui mengalami kenaikan oleh Ketua KPU Bangli Dewa Agung Gede Lidartawan, saat dikonfirmasi dikantornya, Kamis (10/12/2015). Dijelaskan, partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah di Bangli mengalami penurunan dibandingkan dengan pemilihan sebelumnya. “Partisipasi pemilih dalam Pilkada Bangli kali ini memang menurun dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya yang biasanya tingkat partisipasi masyarakat bisa mencapai 80 persen lebih. Penyebabnya banyak faktor,” ungkapnya.
Karena itu, banyak kalangan menduga meningkatnya angka Golput terjadi akibat minimnya jumlah calon dan kurang geregetnya sosialisasi para calon. Disisi lain, ada juga yang menduga karena calon yang muncul kurang disukai masyarakat. Terlepas dari itu, Lidartawan juga mengakui kemungkinan juga disebabkan karena adanya aturan pembatasan atribut kampanye yang diterapkan oleh KPU. Karena itu, lanjut dia, untuk mengetahui secara pasti penyebab menurunnya partisipasi pemilih pihaknya akan melakukan survey. "Secara umum, rata-rata partisipasi pemilih di daerah lain juga mengalami penurunan. Untuk mengetahui penyebabnya, nanti kita akan melakukan survey dengan menyebar kuisoner kepada masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, dijelaskan, survey tersebut akan melibatkan PPK dan PPS dalam pelaksanaannya untuk mengetahui apa penyebab yang terjadi di lapangan dan meminta masukan dari masyarakat untuk evaluasi penyelenggaraan pemilihan kedepannya. " Kita ingin juga mendapatkan masukan dari masyarakat apakah calonnya tidak digemari atau sudah malas dengan pencoblosan," pungkasnya. ard
Komentar