Saksi Sebut Margriet Temperamen
Kamis, 03 Desember 2015
00:00 WITA
Denpasar
2003 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com- Sidang lanjutan kasus pembunuhan dan penelantaran anak dengan terdakwa Margriet digelar di Pengadilan Denpasar, Bali, Kamis (3/12) molor dari yang semula dijadwalkan pukul 10.00 wita pagi namun baru berlangsung pada pukul 12.30 wita.
Jadwal sidang kali ini adalah menghadirkan saudara ibu angkat Engeline yakni Franky Alexander. Pria ini menyebut bahwa terdakwa Margriet memiliki sifat temperamen yang sangat tinggi.
Pengakuannya di hadapan Majelis Hakim, Franky sering melihat dan mendengar Margriet memanggil dan menasehati Engeline dengan nada yang tinggi.
"Kalau memanggil Engeline, tante Tely selalu dengan nada tinggi. Biasanya kalau panggilan pertama dan kedua tidak didengar Engeline, panggilan ketiga langsung dengan nada yang sangat keras dan melengking," ungkap Frangky di PN Denpasar, Kamis (3/12).
Kebiasan lain Margriet adalah selalu ingat jumlah ayam peliharaannya, baik itu anak ayam serta jenis ayam betina dan jantan. Karenanya satu ayam saja hilang, Margriet sudah memarahi Engeline dengan cara menjambak dan menariknya ke kandang ayam. Bahkan, pernah seekor anak ayam hilang lalu Engeline dijambak dan dipukul dengan bambu.
"Saat itu ada anak ayam yang hilang, Engeline langsung dijambak dan pukul bambu. Saya ingatkan tetapi malah saya yang diperingati. Katanya saat itu saya yang kasih makan anak ini bukan kamu, kamu tidak usah ikut campur," ungkap Franky.
Mendengar ungkapan dan pengakuan dari saksi Franky, nampak terdakwa Margriet yang duduk di sebelah Dion Pongkor penasehat hukumnya, terlihat seperti hanya senyum-senyum dan gelengkan kepala.
Saksi yang sempat tinggal di rumah Margriet di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar, itu mengaku menerima dua bulan gaji sebesar Rp 500 ribu.
Dalam kesaksiannya, Franky menceritakan dirinya bekerja di rumah Margriet. Awalnya dia datang ke Bali bersama istri dan mertuanya hanya untuk jalan-jalan. Karena istrinya mengaku punya kenalan keluarga di Denpasar, bertemulah dengan Margriet yang dikenalnya saat itu bernama tante Tely.
"Selama saya tur di Bali, dari pada uang untuk menginap di hotel lebih baik tinggal di rumah tante Tely. Tetapi saya bekerja untuk kasih makan ayam," ungkap Frangky di Persidangan PN Denpasar, yang baru dimulai pukul 13.00 Wita, Kamis (3/12).
Dikatakan Franky, dirinya tinggal di rumah itu sejak Desember hingga bulan Februari. Namun, saat kembali ke Balikpapan dirinya mengaku hanya diberikan Rp 500 ribu.
"Saya tidak tau itu gaji atau apa. Pastinya saya selama dua bulan penuh kasih makan ayam di rumah Margriet hanya diberikan Rp 500 ribu," katanya.
Diakuinya selama tingal di rumah Margriet, sering melihat korban Engeline dibentak dan dimarahin. Menurutnya, sosok Engeline adalah anak yang ceria dan periang.
"Engeline itu periang tetapi dia juga sosok yang tertutup. Anak ini tidak mau terbuka kalau ditanya, maklumlah masih anak-anak," terang Franky yang mengaku selama kasih makan ayam selalu dibantu Engeline. ids
Komentar