Erupsi Gunung Raung, Bali Merugi 40 Juta Dolar
Selasa, 04 Agustus 2015
00:00 WITA
Denpasar
2149 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Erupsi Gunung Raung di Jawa Timur beberapa waktu lalu, menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi Bali. Salah satunya, Bandara Internasional Ngurah Rai harus dilakukan buka tutup.
Kondisi ini menimbulkan Bali kehilangan pendapatan mencapai kurang lebih 40 juta dolar AS. Kerugian terjadi karena terdapat 41 ribu penumpang yang terganggu jadwal perbaikannya akibat erupsi gunung yang terletak di perbatasan Banyuwangi-Situbondo, Jawa Timur tersebut.
Hal ini dibenarkan Menteri Pariwisata RI Arief, usai meninjau Crisis Center di Bandara Internasional Ngurah Rai, Selasa (4/8). "Dari laporan PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Ngurah Rai, sekitar 41 ribu penumpung yang terganggu penerbangannya. Kalau rule of time bandara ini melayani 10 ribu penumpang perhari,” paparnya.
Menurut dia, Jika Bandara Internasional Ngurah Rai ditutup selama sehari penuh, maka potensi kehilangan penumpang sebanyak yang dilayani di bandara terbesar di Bali ini yakni 10 ribu penumpang. "Kalau ditutup sehari penuh, rule of time-nya kita akan kehilangan 10 ribu wisman. Apalagi di-peak season, itu bisa sampai 14 ribu penumpang,” ucapnya.
Dari total 41 ribu penumpang yang tak terlayani ini, jika dikalikan dengan 1.000 dolar AS, maka terdapat kehilangan pendapatan sebesar 40 juta dolar AS. "Kalau ini bisnis, sebetulnya tidak enak ngomongin bisnis. Tapi coba kalikan dengan 1.000 dolar. Jadi, sekitar 40 juta dolar,” tandas Arief.
Pada kesempatan tersebut, ia meminta pengelola Bandara Internasional Ngurah Rai untuk memperhatikan dua hal penting, apabila kembali terjadi kasus buka tutup bandara akibat debu Gunung Raung. Pertama, agar memberikan pengumuman terkait jadwal pesawat yang mendarat dan terbang setelah bandara kembali dibuka pasca penutupan.
"Kedua, hendaknya pihak bandara memberikan informasi bagi wisatawan jalur alternatif yang dapat ditempuh untuk mencapai kota tujuan atau ke kota terdekat yang bandaranya tidak mengalami penutupan agar dapat tetap melanjutkan penerbangan," pintanya.
Arief juga meminta pihak bandara agar melakukan informasi lebih lengkap kepada wisatawan, untuk mendapatkan kepastian perjalanan mereka. "Misalnya, apakah penumpang diantarkan ke Terminal Ubung atau ke Pelabuhan Padangbai (Karangasem), bahkan ke stasiun kereta api di Banyuwangi," tegasnya.
"Jadi kalau mengumumkan, jangan hanya bandara ketika buka saja, tetapi juga terkait pesawat yang berangkat maupun yang datang. Kalau tidak bisa terbang. plan B apa, harus ke Lombok, siapa yang antar, diantar ke mana," imbuh Arief. san
Komentar