Kemiskinan Naik, Gubernur Ajak Partisipasi Semua Pihak
Minggu, 19 Juli 2015
00:00 WITA
Bangli
2124 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com– Meski berbagai program dan upaya telah dilakukan pemerintah untuk pengentasan kemiskinan di Bali. Nyatanya, angka kemiskinan justru malah bertambah. Hal ini disebabkan berbagai factor. Salah satunya, naiknya standar yang termasuk katagori miskin. Demikian disampaikan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika saat meninjau sejumlah bantuan bedah rumah yang telah dikucurkan ke sejumlah keluarga miskin di dusun Tegalasah, Tembuku, Bangli.
Salah satu tempat yang dikunjungi Gubernur Made Pastika, yakni kediaman seorang nenek sebatang kara, Sang Ayu Ketut Mula (80). Saat itu, Gubernur mengecek kondisi rumah yang ditempati Sang Ayu Mula, termasuk pengerjaan fisik bantuan bedah rumah yang bersumber dari Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD). Selama ini, Sang Ayu Mula hidup dari belas kasihan para tetangga setelah suaminya (Alm) Sang Mangku Jenek, meninggal sejak puluhan tahun silam. Sementara anak semata wayangnya, Sang Ayu Putu Tomat sudah menikah keluar. Sehingga praktis, Sang Ayu Mula kini hidup dalam kesendirian. Terlebih kondisinya, juga sakit-sakitan.
Terlepas dari itu, Gubernur mengakui terjadinya trend kenaikan angka kemiskinan di Bali. “Meski berbagai program telah kita lakukan, namun angka kemiskinan termasuk di Bali juga naik sedikit,” tegasnya. Untuk di Kabupaten Bangli, sesuai data Dinas Sosial setempat. Angka kemiskinan di bumi sejuk ini, tahun 2015 tercatat sebanyak 11.054 RTM. Sementara tahun 2014 sebanyak 10.935 RTM. Degan kata lain, terjadi kenaikan angka kemiskinan di Bangli sebanyak 119 RTM. Atas persoalan tersebut, Gubernur Made Mangku Pastika menyebutkan, banyak factor yang menyebabkan terjadinya kenaikan angka kemiskinan di Bali. “Selain disebabkan adanya kenaikan standar kemiskinan. Salah satu pemicunya kemiskinan, juga disebabkan karena pertambahan penduduk dan perpindahan status keluarga,” jelasnya.
Mantan Kapolda Bali ini, juga tidak menampik program yang selama ini telah dikucurkan untuk pengentasan kemiskinan di Bali, seperti program bedah rumah, Simantri dan Gerbangsadu masih perlu disempurnakan kembali. Yang terpenting lagi, peran serta semua pihak juga mesti ditingkatkan untuk bersama-sama komitmen mengentaskan kemiskinan. “Membiarkan orang miskin adalah dosa besar. Pengentasan kemiskinan tidak semata-mata menjadi tanggung jawab gubernur dan pemerintah. Diperlukan semua pihak untuk turut serta secara bersama-sama untuk mengentaskan kemiskinan, demi terwujudnya masyarakat Bali yang lebih sejahtera,” tegasnya.
SAlah satu cara yang mesti dilakukan dengan mengurangi pengeluaran orang miskin melalui berbagai cara. Salah satunya, tidak berjudi tajen yang belakangan kembali marak. “Rumusnya membuat orang tidak miskin, kurangi pengeluarannya dan tambah pendapatannya,” pungkasnya. Pada kesempatan tersebut, Gubernur juga menyerahkan bantuan berupa paket sembako kepada yang bersangkutan. Selain meninjau kediaman Sang Ayu Ketut Mula, selanjutkan Gubernur juga meninjau kediaman pasangan suami istri Wayan Widnyana (35) dengan Ni Ketut Juaniarini (24) yang sudah mendapatkan bantuan bedah rumah dari Pemprov. Kunjungan ini dimaksudkan sebagai pembanding, bantuan yang telah diserahkan. Saat itu, kembali Gubernur juga memberikan motivasi kepada keluarga ini agar bisa bangkit dari kemiskinan dan menyerahkan sejumlah bantuan untuk meringankan beban keluara ini. ard
Komentar