Umanis Galungan, Puri Bunutin Kisruh
Kamis, 16 Juli 2015
00:00 WITA
Bangli
3241 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com– Hari Raya Umanis Galungan di Bangli tercoreng akibat kisruh terjadi di internal Puri Bunutin, Desa Bunutin, Bangli, Kamis (16/07/2015). Dampaknya, tiga warga Puri setempat mengalami luka memar pada bagian tubuhnya dan melaporkan kasus dugaan pengeroyokan yang berujung dengan tindak penganiayaan ini ke Mapolres Bangli.
Sesuai laporannya di polisi, ketiga warga yang mengaku menjadi korban penganiayaan masing-masing Ida I Dewa Gede Oka (48), Dewa Agus Mahendra (20) dan Dewa Ari Dwi Putra (20). Masing-masing pelapor mengaku mengalami luka memar pada bagian tubuhnya dan ada juga yang luka robek pada bibirnya akibat terkena bogem mentah dan tendangan sejumlah warga yang terlibat kisruh.
Kapolsek Bangli, Kompol Ketut Widia saat dikonfirmasi mengaku adanya kisruh yang berujung penganiyaan tersebut. Kata dia, saat polisi tiba di di TKP, suasana sudah gaduh. Kejadiannya terjadi di gang jalan raya, pintu masuk depan Pura Dalem Jawa Penataran Agung Bunutin sekitar pukul 10.00 wita. Dipaparkan, kronologis kejadian dari keterangan saksi-saksi yang dihimpun kepolisian, bermula sekitar pukul 09.00 wita ada kegiatan mebat di Pura setempat. Para semetonan Puri awalnya akur-aku saja, mebat bersama. Namun, bertepatan dengan itu ada sejumlah warga dari Buleleng yang hendak melakukan persembahyangan ke Pura setempat.
Hanya saja, ada salah seoarang oknum warga justru diduga hendak menghalangi persembahyangan tersebut lantaran selama ini memang terjadi beda penafsiran menyangkut sejarah keberadaan Pura tersebut. Disisi lain, salah seorang warga lain sesama dari Puri, mempersilakan agar pemedek yang datang langsung melakukan persembahyangan. Mirisnya, diketahui yang terlibat pertikaan dan menjadi pemicu kejadian itu adalah bersaudara kandung. “Saat itu, kakaknya yang melarang sementara adiknya yang mempersilakan warga yang dari Buleleng itu untuk sembahyang. Karena hal itu, perang mulut antar keduanya pun pecah. “Selanjutnya entah apa yang terjadi, suasana sudah tiba-tiba sudah menjadi gaduh,” jelasnya.
Tindak lanjut dari itu, mediasi antara kedua kubu yang selama ini bertikai langsung dilakukan. “Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kita juga menerjunkan sejumlah personil untuk melakukan pengamanan di wilayah setempat hingga situasinya kembali normal,” jelasnya. Sementara menyikapi laporan adanya tindak penganiayaan dari tiga warga tersebut, Widia mengaku akan tetap memproses sesuai hukum yang berlaku. Setelah menerima laporan, visum juga sudah dilakukan. “Laporannya dilakukan di Polres. Tentunya setelah menerima laporan, pemeriksaan akan dilakukan untuk membuktikan ada tindaknya pidana penganiyaan tersebut. Dan, pastinya polisi akan memproses sesuai hukum yang berlaku,” pungkasnya. ard
Komentar