Masyarakat Diajak Optimalkan Cara Tradisional dalam Mencegah Penyebaran Nyamuk DBD
Jumat, 06 September 2024
15:36 WITA
Tabanan
1531 Pengunjung
Tabanan, suaradewata.com- Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa, Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si mengajak masyarakat untuk mengoptimalkan cara-cara tradisional dalam mencegah penyebaran nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Ajakan ini disampaikan saat menjadi narasumber dalam sosialisasi pencegahan penebaran DBD yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa, serangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru yang berlangsung di Baturiti, Tabanan, pada Jumat (6/9).
Muliarta mengungkapkan metode tradisional sering kali lebih murah dibandingkan dengan produk kimia atau teknologi modern, sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat luas dan dapat dilakukan secara berkelanjutan oleh masyarakat. Cara tradisional seperti menggunakan tanaman pengusir nyamuk tidak menimbulkan polusi dan aman bagi lingkungan.
“Bahan-bahan seperti bunga tiwul, serai, dan kulit jeruk mudah ditemukan di sekitar kita, sehingga tidak memerlukan impor atau produksi massal. Penggunaan bahan alami mengurangi risiko efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan bahan kimia” kata Muliarta yang juga merupakan Koordinator Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Bali, NTB dan NTT.
Menurutnya, memanfaatkan cara tradisional juga berarti melestarikan pengetahuan dan praktik budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, penting juga untuk menggabungkan cara tradisional dengan metode modern untuk hasil yang lebih efektif. Misalnya, selain menggunakan tanaman pengusir nyamuk, masyarakat juga bisa memanfaatkan teknologi seperti perangkap nyamuk elektrik atau larvasida yang aman.
“Dengan pendekatan yang holistik, kita bisa memaksimalkan upaya pencegahan DBD dan menjaga kesehatan masyarakat secara lebih efektif” papar Muliarta.
Dalam sosialisasi tersebut, beberapa cara tradisional yang efektif dalam mencegah penyebaran nyamuk DBD diperkenalkan kepada masyarakat. Beberapa diantaranya pemanfaatan serai, dimana Serai atau sereh mengandung minyak atsiri yang dapat mengusir nyamuk. Menanam serai di pekarangan rumah atau menggunakan minyak serai sebagai pengusir nyamuk alami adalah langkah yang efektif.
Cara lainnya menggunakan tanaman lavender yang juga dikenal efektif dalam mengusir nyamuk. Aroma dari bunga lavender dapat menghalau nyamuk dan membuat lingkungan sekitar lebih nyaman. Dapat juga menggunakan daun kemangi yang memiliki kandungan yang dapat mengusir nyamuk. Menanam kemangi di sekitar rumah atau menggunakan daun kemangi sebagai bahan alami pengusir nyamuk dapat menjadi solusi yang baik. Bunga marigold mengandung senyawa yang tidak disukai oleh nyamuk. Menanam bunga ini di sekitar rumah dapat membantu mengurangi populasi nyamuk.
“Kulit jeruk dan pamelo kering dapat digunakan untuk membuat pengasapan atau yang di Bali dikenal dengan istilah nusdus. Pengasapan ini efektif dalam mengusir nyamuk dari lingkungan sekitar” ujar Muliarta.
dr. A.A Ayu Asri PD, S.Ked, M.Biomed dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa berharap masyarakat secara rutin melakukan kegiatan 3M untuk mencegah demam berdarah . Masyarakat juga diingatkan untuk mengenali gejala DBD sehingga bisa melakukan antisipasi. Salah satu gejalannya yaitu demam mendadak terus menerus selama 2 sampai 7 hari.
“Nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, mual, muntah, mimisan, timbul bintik-bintik merah pada kulit” paparnya
Asri menyebutkan terdapat beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan jika sudah mengalami gejalan DBD. Langkah-langkah tersebut diantaranya mengkonsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, kompres pada tubuh untuk membantu mengatasi demam, obat simptomatik seperti penurun panas dan obat antimual dapat diberikan untuk meredakan gejala.rls/adn
Komentar