Petani Kopi Batukaang, Kintamani Diminta Olah Kulit Kopi Jadi Pupuk
Rabu, 24 Mei 2023
13:05 WITA
Bangli
1904 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com- Petani Kopi di Desa Batukaang, Kintamani Bangli untuk memanfaatkan dan mengolah kulit kopi yang dihasilkan menjadi pupuk organik. Mengingat selama ini pengolahan buah kopi menghasilkan limbah kulit kopi yang berlimpah, yaitu jumlahnya mencapai sekitar 50%. Berdasarkan potensi limbah yang berlimpah dan masih tingginya kandungan nutrisi limbah kulit kopi maka limbah ini berpeluang sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk organic dan memberi nilai tambah ekonomi bagi petani kopi di desa Batukaang Kintamani Bangli.
“Kulit kopi yang dihasilkan dari proses pengolahan kopi merupakan limbah yang dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan pupuk organik. Pemanfaatan kulit kopi sebagai pupuk organik dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani sekaligus mengurangi bau dari tumpukan limbah kulit kopi yang dapat mencemari lingkungan” kata Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa, Dr. Ir. Yohanes Parlindungan Situmeang, M.Si di sela-sela pelatihan pengomposan kulit kopi di Kintamani pada Selasa (23/5).
Yohanes yang juga merupakan Ketua Tim Program Kemitraan Masyrakat menyatakan kulit buah kopi memiliki kandungan nitrogen sebesar 1,27%, fosfor 0,06% dan kalium 2,46%. Limbah kulit kopi, baik yang dihasilkan dari olah basah maupun olah kering memiliki kandungan nutrisi cukup tinggi.
Menurutnya kulit kopi kering mengandung 58-85% karbohidrat, 8-11% protein, 0,5-3% lemak, dan 3-7% mineral (8). Kulit kopi mengandung karbohidrat termasuk gula yang dapat difermentasi, polifenol seperti tanin, lipid, dan berbagai mikroorganisme termasuk jamur tumbuh di atas limbah kulit kopi meskipun ada senyawa antimikroba. Pupuk kompos bila diaplikasikan ke tanah dapat memperbaiki kegemburan tanah, meretensi hara dan air, meningkatkan kehidupan mikroba dalam tanah, memperbaiki kesuburan tanah, dan produksi pertanian.
Kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan potensial di Provinsi Bali. Kecamatan Kintamani adalah kecamatan penghasil kopi terbesar di Bangli. Kawasan Kintamani memiliki beberapa subak Abian yang anggotanya sebagai petani kopi arabika sekaligus melakukan pengolahan kopi secara basah dan kering.
Kecamatan Kintamani merupakan salah satu daerah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman kopi. Daerah ini memiliki ketinggian 900 s/d 1.600 m dpl yang merupakan syarat tumbuh optimum untuk tanaman kopi. Total luas perkebunan di Kintamani 8.949 ha, dari luasan tersebut 5.656 ha diantaranya merupakan lahan pertanaman kopi, dan sisanya 2.498 ha cengkeh, 425 ha kelapa, dan 82 ha kakao. Saat ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi produksi pengembangan akhir kopi. Pengolahan kopi sangat berperan penting menentukan kualitas dan cita rasa kopi.rls/adn
Komentar