PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Lestarikan Kearifan Lokal Arisan Dara Perebutkan 16,5 juta

Minggu, 27 Oktober 2019

00:00 WITA

Jembrana

1998 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

istimewa

Jembrana, suaradewata.com - Sebagai salah satu atraksi hudaya yang khas, arisan dara (lomba burung merpati terbang tinggi) atau lomba burung merpati terbang tinggi II Jembrana Cup 2019 kembali digelar di Kabupaten Jembrana. Kali ini arisan dara diikuti sebanyak 94 pasang dara (Merpati) dari seluruh kabupaten jembrana memperebutkan piala bergilir dan total hadiah sebesar 16,5 juta rupiah di lapangan Umum Dauhwaru, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Minggu (27/10). 

Untuk kedua kalinya di tahun ini, arisan dara (lomba burung merpati terbang tinggi) Jembrana Cup 2019 juga dihadiri oleh Wabup Jembrana, I Made Kembrang Hartawan di dampingi oleh asisten I kabupaten Jembrana, I Nengah Ledang, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan, Nengah Alit, Camat Negara, Andi Ajasmara dan beberapa kepala OPD. 

Ketua Panitia Ngurah Komang Grya mengatakan, keunikan dari lomba merpati terbang tinggi ini adalah dibedakannya burung yang berlomba berdasarkan warna, dibagi dalam 2 kelas (kelas mores dan kelas polos) dengan media penilaian berupa acal-acal, lomba kali ini diikuti oleh 94 pasang merpati dari seluruh kabupaten jembrana memperebutkan piala bergilir bupati cup dengan total hadiah sebesar 16,5 juta rupiah.  “Dara (Merpati) yang dipertandingkan dibedakan warna mores dan polos, mores tidak digabungkan dengan polos karena di atas dapat mengaburkan pandangan untuk penilaian,” ungkapnya. 

Arisan dara  ini merupakan bentuk  pelestarian budaya, panitia juga masih mempertahankan tradisi dan ciri khas lokal dalam pelaksanaan lomba. Seperti penggunaan stop wacth menggunakan ceeng (tempurung kelapa) diisi air, alat penilai menggunakan acal-acal dan kulkul (ketongan) serta istilah-itilah lokal lainnya. Untuk acal-acal dengan lingkaran di atasnya digunakan sebagai batas pandangan penilaian, apabila burung terlihat keluar area pandang dari acal, otomatis kalah. “Nanti burung yang terbang dilihat dari acal-acal. Jika nanti tidak terlihat dari acal-acal maka burung itu kalah,” Jelas Nguran komang Grya. 

Dalam kesempatan tersebut menyempatkan diri masuk ke dalam acal (tempat penilaian) untuk mengetahui proses penilaian. “Lomba ini butuh ketahanan fisik, di bawah terik matahari kita harus menengadah melihat burung yang terbang semakin tinggi, luar biasa,” pungkasnya Wabup Kembang Hartawan. adv/dep/nop


Komentar

Berita Terbaru

\