Wabub Bangli Hibur Anak Pengungsi Dengan Permainan Tradisional
Rabu, 04 Oktober 2017
00:00 WITA
Bangli
3061 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Untuk memotivasi dan menghilangkan rasa jenuh anak-anak pengungsi Gunung Agung selama berada dipengungsian di wilayah Bangli, berbagai hiburan dan permainan diberikan oleh para relawan dan petugas. Tak kecuali, Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta juga turut ambil bagian memiliki kepedulian dan empati yang tinggi terhadap kondisi para pengungsi.
Hal ini terlihat ketika Wabup Sedana Arta mengunjungi pengungsi yang berada di Posko Utama Gor Kubu Bangli, Selasa (03/10/2017). Dalam kunjunganya tersebut, Wabup Sedana Arta nampak berinteraksi dengan pengungsi. Bahkan tidak segan menghibur anak-anak dengan mengajak bermain sekaligus memberikan makanan tambahan.
Dari hasil pantauan, Wabup Sedana Arta yang didampingi rewalan PMI Bangli tiba di posko utama Gor Kubu Bangli sekitar pukul 15.00 wita yang langsung disambut dengan suka cita oleh para pengungsi. Nampak Wabup Sedana Arta berbaur, bercerita dan bertanya kondisi pengungsi. Saat kunjungannya tersebut, Wabup Sedana Arta menyempatkan diri menghibur para pengungsi khususnya anak-anak dengan mengajak mereka memainkan permainan tradisional seperti petak umpet, kucing-kucingan, bernyanyi sambil berbalas pantun dan permainan lainnya.
Puncaknya Wabup Sedana Arta juga memberikan makanan tambahan berupa roti dan susu kepada anak-anak.Wabup Sedana Arta pada kesempatan itu menyampaikan, kunjungan ini merupakan bentuk empati kita kepada semeton Karangasem yang terpaksa harus mengungsi akibat meingkatnya aktivitas Gunung Agung. Menurut Wabup Sedana Arta, meningkatnya aktivitas Gunung Agung bukanlah bencana bagi saudara yang berada dikawasan zona merah Gunung Agung saja, melainkan bencana bagi kita semua yang harus dilewati bersama. “Disinilah rasa persaudaraan dan penyama braya kita sebagai orang Bali diuji, apakah kita mau peduli terhadap sesama. Dan bisa kita lihat apa yang dilakukan semeton Bali sangat luar biasa, semua semeton berlomba-lomba menawarkan dan memberikan bantuan, ada yang menawarkan rumah pribadinya sebagai tempat pengungsian dan penggalangan dana untuk bantuan kemanuasiaan Gunung Agung oleh pemuda-pemudi,” jelasnya. Fenomena seperti ini tentu sangat langka yang jarang bisa ditemukan ditempat lain. “Ini membuktikan semangat menyama braya semeton Bali untuk peduli terhadap sesama yang membutuhkan sudah teruji”jelasnya.
Lebih lanjut Wabup asal Desa Sulahan Susut ini menyampaikan, kalau para pengungsi tidak sendiri. “Kita selalu ada untuk meraka. Karena kita adalah sama, kita adalah saudara dan kita juga merasakan apa yang saudara kita rasakan,” bebernya. Ini juga bagian dari pengamalan tri hita karana dimana kita memiliki tanggung jawab moral untuk membantu sesama yang sedang dalam musibah. Kita tentu sangat sedih melihat kondisi semeton Karangasem khususnya anak-anak dalam pengungsian yang serba keterbatasan. Tentu kondisi ini akan membuat kejiwaan mereka tergunjang. Untuk itu, motivasi diberikan kepada mereka serta mengajak mereka memainkan beberapa permainan tradisional seperti petak umpet, kucing-kucingan, bernyanyi sambil berbalas pantun. “Mudah mudahan apa yang kita lakukan hari ini bisa sedikit mengobati kegundahan mereka dalam ketidak pastian. Karena kita tidak tahu apakah Gunung Agung akan meletus atau tidak. Kita hanya bisa berdoa semoga aktivitas gunung agung bisa mereda sehingga tidak sampai terjadi letusan. Dan jika memang harus terjadi semoga tidak menimbulkan kerusakan yang besar serta tidak ada korban jiwa yang ditimbulkannya,” harapnya.ard/aga
Komentar