Dinilai Provinsi, Ini Kategori Calon Petani Teladan Kabupaten Bangli 2017
Selasa, 04 Juli 2017
00:00 WITA
Bangli
3777 Pengunjung
istimewa
Bangli, suaradewata.com – Hampir setiap tahun Kabupaten Bangli tidak pernah luput masuk nominasi nasional sebagai calon teladan dalam berbagai katagori di bidang pertanian. Tak kecuali tahun 2017. Setidaknya ada empat katagori yang diunggulkan bisa masuk nominasi nasional kali ini. Yakni calon Petani Teladan, Penyuluh Pertanian, Gapoktan dan BPP (Balai Penyuluh Pertanian).
Demikian terungkap saat kedatangan tim penilai dan verifikasi Propinsi Bali yang dipimpin oleh I Made Mahatma Putra di banjar Musengan, desa Batur, Kintamani. Rombongan diterima oleh Sekda Bangli Ir. Ida Bagus Gde Giri Putra, MM didampingi Kadis PKP, I Wayan Sukartana dan Perbekel Desa Catur, I Kadek Agus Antara. Kedatangan tim penilai ini, juga dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada calon teladan sekaligus untuk melihat secara langsung kiprah petani teladan atas nama I Gusti Ngurah Rupa.
Dalam sambutannya Sekda Bangli berharap kepada semua peserta agar menjadikan lomba ini sebagai salah satu momen untuk meningkatkan kapasitas kelompok dan pribadi sehingga tujuan peningkatan kesejahteraan dapat terwujud. Ditambahkan lagi kepada seluruh peserta agar menyampaikan apa adanya. Kalau memang bagus ungkapkan, jangan ditutup tutupi. “Yakinlah penilaian ini sangat obyektif dan yang terbaik akan menjadi nominasi,” tegasnya. Begitu juga sebaliknya kepada Tim Penilai Provinsi Bali, IB Giri Putra berharap kritik dan sarannya yang bersifat membangun sehingga Petani, Gapoktan , Penyuluh dan BPP Bangli kedepannya menjadi lebih baik.
Dalam kesempatan tersebut calon teladan yang akan dinilai dan diverifikasi sebagai teladan mewakili Bangli adalah, kategori Petani Teladan diwakili oleh I Gusti Ngurah Rupa yang merupakan seorang petani polivalen yang berusaha tani kopi, jeruk, tanaman musiman seperti jagung, cabe, talas, ubi jalar maupun beternak sapi, babi dan kambing. Menurut Gusti Rupa, petani akan berhasil jika mempunyai wawasan bisnis dalam berusaha, sedapat mungkin mampu memprediksi pada kondisi menguntungkan ada merugikan.
Untuk kategori Penyuluh Teladan diwakili oleh Dewa Made Merta,SP. Seorang THLTB-PP dengan wilayah binaan Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku. Dalam kiprahnya Dewa Merta selaku penyuluh telah mampu menjalankan tupoksinya sebagai Penyuluh Pertanian Lapangan, dimana koordinasinya yang terjalin baik mampu mensukseskan program pertanian yang menyasar Desa Yangapi seperti Upsus Padi dan Jagung serta SIWAB. Merta juga berhasil mengantarkan petani binaanya I Wayan Sudiarsa sebagai Petani Teladan Nasional tahun 2013.
Kategori Gapoktan yang diwakili oleh Gapoktan Werdi Bhuawana Lestari desa Bayung Gede Kintamani. Gapoktan ini sangat transparan dalam pengelolaan keuangannya, Dana BLM PUAP yang distimulus 100 juta sekarang telah berkembang dan dikelola dengan penuh dedikasi oleh seorang manager meskipun dengan honor yang kecil. Gapoktan ini hanya mempunyai unit simpan pinjam dan bukan dalam bentuk koperasi, yang dalam operasionalnya bekerjasama dengan koperasi Mekar sari yang sudah berbadan hukum milik salah satu poktanya sebagai mitra dalam pengembangan modal Gapoktan. Gapoktan iini juga memiliki Simantri (Simantri 322) yang dikelola oleh poktan Ulun Suwi yang sudah mampu melakukan pengolahan pupuk organik padat dan penyelamatan betina produktif.
Yang terakhir, untuk Kategori BPP terbaik diwakili oleh BPP Bangli. Dimana dengan beberapa penyempurnaan ditengah keterbatasan yang ada, BPP Bangli mulai bangkit untuk melaksanakan perannya sebagai wadah belajar dan pusat informasi pertanian di tingkat Kecamatan. Sekedar diketahui, tahun 2016 Kabupaten Bangli diwakili oleh Gapoktan Budi Luhur Desa Katung, tahun 2015 diwakili oleh I Nengah Konci sebagai Petani teladan dari Desa Jehem Tembuku, tahun 2014 diwakili oleh A.A.Dwi Permadi,SP seorang THLTB-PP. Bahkan tiga tahun berturut-turut penyuluh swadaya berhasil ke Istana Merdeka sebagai teladan Nasional atas nama I Wayan Nyarka, Sang Putu Adil dan I Wayan Karma.
Pada saat itu, disampaikan, kelembagaan pertanian yang bersifat tradisional telah mulai beralih pada kelembagaan pertanian yang dikelola dengan cara lebih modern dalam bentuk kelompok tani maupun gapoktan yang mana pola usahanya sudah mengarah pada agribisnis dengan memperhitungkan untung rugi. Dengan demikian, pola pembinaan yang dilaksanakan juga berbeda. Para pertugas akan berhasil melaksanakan tupoksinya jika mempunyai informasi teknologi yang dibutuhkan oleh binaanya dan mampu melakukan pembinaan management, sehingga kelompok tersebut bisa mandiri dan eksis. Serta tertib administrasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi guna mendukung kelancaran proghram kerja yang telah dicanangkan bersama. Petugas tidak boleh cepat menyerah dan harus selalu melakukan inovasi terhadap metode penyuluhan yang dilakukan agar tercapai target kinerja yang telah dituangkan dalam program. ard/ari
Komentar