Saputra Batal Dibawa Ke RSJ, Ada Apa?
Kamis, 20 April 2017
00:00 WITA
Tabanan
3998 Pengunjung
suaradewata.com
Tabanan, suaradewata.com - I Wayan Saputra, 34 asal Banjar Soka Kanginan Desa Senganan, Kecamatan Penebel yang alami gangguan jiwa kini batal dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Wayan Saputra yang sebelumnya direncanakan dibawa ke RSJ pada hari Rabu, (19/04/2017), hingga sekarang masih berada dirumahnya.
Dalam pemantauan suaradewata.com, di rumah Wayan Saputra pada hari Kamis, (20/04/2017). Tampak Wayan Saputra masih rebahan di kamar tidurnya. Menurut penuturan keluarganya yakni I Made Sunarsa, 42 menuturkan Wayan Saputra yang direncanakan dibawa ke RSJ akhirnya batal dan dirinya mengaku tidak tahu. "Ya batal dibawa ke RSJ, saya tidak tahu kenapa batal dibawa," ucap Sunarsa.
Dia menerangkan, dengan batalnya dibawa ke RSJ, kini Wayan Saputra diurus oleh keluarganya. Bahkan dirinya yang mengobati luka-luka yang dialami oleh Wayan Saputra. Dan dirinya mengaku meski batal dibawa ke RSJ, Dokter dari Rumah Sakit Jiwa sudah memberikan Wayan Saputra obat-obatan jenis pil dan obat luka. Selain itu, untuk BABnya agar tidak mengotori tempat tidur. Pihak keluarga akhirnya membelikan pampers untuk dipakai oleh Wayan Saputra.
"Sekarang sudah rutin dikasi obat, makan dia bisa, untuk menjaga kebersihannya sudah dipakaikan pampers, dan untuk lututnya masih sakit, mata sebelah kanan juga rabun," terangnya.
Kelian Dinas Banjar Soka Kanginan Desa Senganan, Kecamatan Penebel I Ketut Sudiarta mengatakan untuk Wayan Saputra batal dibawa ke RSJ lantaran ada pertimbangan. Pertimbangan tersebut yakni Wayan Saputra menderita rabun disebelah mata kanan yang juga dalam kondisi sakit apalagi tidak bisa duduk dan berjalan. Sehingga ditakutkan apabila ditaruh di RSJ Wayan Saputra dianiaya oleh sesama orang gila. Dan Wayan Saputra tidak bisa bergerak maupun menghindar. Akhirnya diputuskan Wayan Saputra untuk dirawat dirumahnya.
"Ya batal dibawa ke RSJ, karena ada pertimbangan dari pihak RSJ, takutnya nanti kalau ditaruh di RSJ dianiaya oleh sesama orang gila, dan takut terjadi apa apa, sehingga dirawat dirumah, dan dari Pemerintah untuk obatnya sudah ditanggung, tetapi perawatan medisnya belum tahu, harapan keluarga semoga orang medis bisa langsung mengobati Dia, karena dari pihak keluarga tidak tahu cara pengobatan yang benar, dan berharap agar dikontrol setiap hari untuk penyembuhan luka lukanya," ucap Sudiarta.ang/aga
Komentar