PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Begini Jawaban Dinas Kesehatan Bangli Soal Mahalnya Harga SAR

Senin, 20 Maret 2017

00:00 WITA

Bangli

3910 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Banglisuaradewata.com – Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Demikian nasib yang dirasakan para korban di desa Pengiayangn dan desa Selat, Susut, Bangli yang terkena kasus gigitan anjing liar yang belakangan diketahui positif rabies. Pasalnya, untuk mendapatkan Serum Anti Rabies (SAR), mereka harus susah payah datang ke klinik SOS Medika di Kuta, Badung. Tragisnya, harganya terbilang fantastis dan bervariasi. Masing-masing korban, harus merogoh kocek dari Rp 7.5 juta hingga Rp 23 juta.

Menyikapi persoalan itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Bangli dr. Nengah Nadi didampingi Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Nyoman Sudarma saat dikonfirmasi awak media mengakui saat ini stock SAR memang kosong. Kondisi ini bahkan terjadi di seluruh Bali dan Indonesia. “Diseluruh Bali stock SAR memang kosong. Semua rumah sakit pemerintah tidak memiliki stok SAR. Bahkan di distributornya di Prancis sejak beberapa bulan terakhir memang tidak ada,” tegasnya Senin (20/03/2017). 

Disampaikan, sesuai informasi dari Kementerian Kesehatan, SAR hanya terdapat di Singapura dan India. ‘’Kemungkinan SAR baru akan ada bulan Mei dan Juni,’’tegasnya. Sebab, lanjutnya, saat ini Bangli sudah menyediakan anggaran untuk pengadaan SAR sebanyak 100 vial. Tetapi karena barangnya kosong sehingga anggarannya tidak bisa digunakan.

Lantas kenapa di klinik SOS Medika bisa ada SAR?  Sejauh ini, pihaknya mengaku tidak tahu. Bahkan yang bersangkutan sempat heran juga. ‘’Nah kalau di klinik swasta justru ada SAR, kami kurang tahu penyebabnya dan dimana mendapatkannya,” sebutnya. Untuk mengetahui kepastian penyebab tersebut, pihaknya juga sempat mempertanyakan ke Kementerian. “Kementerian saat saya tanya, mereka juga mengaku tidak mengetahuinya,’’ imbuh Sudarma, sembari menyatakan harga SAR secara resmi hanya sebesar Rp 850.000 per vial.

Lebih lanjut, disampaikan, langkah-langkah untuk penanggulangan korban gigitan anjing rabies, pertama yang harus dilakukan dengan mencuci bekas gigitan dengan air yang mengalir selama 15 menit dengan menggunakan ditergen atau sabun. “Kalau gigitan beresiko rendah, tidak perlu mendapatkan SAR. Cukup mendapatkan VAR, sebanyak tiga kali” tegas Sudarma.

Kata dia, SAR wajib diberikan bila korban mendapatkan gigitan di daerah beresiko tinggi seperti di leher, muka, kepala, ujung jari, kemaluan dan mengalami luka gigitan lebih dari satu. Lebih lanjut, untuk stok VAR di Kabupaten Bangli dipastikan sampai saat ini masih aman. Stock VAR sampai saat ini, tercatat sebanyak 453 vial. “Untuk VAR kita masih aman. Di Rabies center juga tersedia. Kita juga diback up  Propinsi,” tegasnya. Meski demikian, dalam waktu dekat pihaknya tetap akan menambah stok VAR sebanyak 4 ribu vial. ard/aga


Komentar

Berita Terbaru

\