PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Keterangan Pembunuh Istri Berubah-ubah, Usai Diotopsi Mayat Korban Langsung Dikubur

Selasa, 28 Februari 2017

00:00 WITA

Bangli

5014 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Terungkapnya kasus pembunuhan istri yang dilakukan oleh suaminya sendiri asal desa Landih, Bangli benar-benar telah membuat warga Bangli terkaget-kaget. Terlebih, kasus tersebut awalnya diduga sempat direkayasa pelaku dengan laporan istrinya meninggal karena gantung diri. Untuk memastikan penyebab korban Ni Wayan Lenyod (44),  meninggal, mayat korban sudah langsung di rujuk ke RSUP Sanglah untuk diotopsi Senin (27/02/2017) malam. Selanjutnya, setelah diotopsi oleh pihak keluarga jenazahnya langsung dibawa kembali ke rumah duka untuk dilakukan penguburan bersamaan dengan pelaksanaan ngaben massal di desa Landih, Selasa (28/02/2017) siang.

Sementara pelakunya I Ketut Redin (50), saat ini masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Bangli untuk pendalaman kasus. Selain itu, anak pertama pelaku juga dimintai keterangan bersama saksi-saksi lainnya. “Keterangan yang disampaikan pelaku masih berubah-rubah. Kita masih terus mendalami kasusnya,” ungkap Kapolsek Bangli, Kompol. I Dewa Gede Mahaputra didampingi Kanit Reskrim Iptu. Ketut Purnawan.

Disampaikan, ada beberapa kejanggalan ditemukan polisi saat memeriksa pelaku. “Dari awal, saat kita mendatangi ke rumahnya, pelaku sama sekali tidak  tampak menunjukkan sikap sedih layaknya orang pada umumnya. Sebaliknya, saat pertama kali kita lihat yang bersangkutan tetap duduk sambil senyum-senyum jauh dari jenazah istrinya,” ungkap Kapolsek Kompol. Dewa Mahaputra. Dari prilaku pelaku saat itu, kecurigaan polisi bertambah sehingga petugas langsung melakukan pengecekan ke lokasi tempat korban disebutkan bunuh diri. Alhasil, ketinggian pohon kopi yang ditunjukkan pelaku sebagai lokasi bunuh diri korban justru tidak memungkinkan melakukan hal tersebut. “Saat itu pelaku juga tidak bisa menunjukkan bagaimana posisi jeratan selendang yang digunakan korban. Bahkan pelaku kebingungan saat kita suruh memperagakan posisi korban,” bebernya, sehingga membuat polisi semakin curiga.

Oleh karena itu, pelaku pun saat itu langsung di bawa ke Mapolsek Bangli untuk dimintai keterangan, hingga akhirnya saat interogasi dilakukan pelaku dengan terus terang mengakui perbuatannya telah membunuh istrinya dengan cara mencekik lehernya sebanyak dua kali sebelum akhirnya kasusnya direkayasa gantung diri. Pemicunya, karena pelaku kesal tidak mempunyai uang saat korban memintainya uang sebesar Rp 200.000.

Belakangan dalam pemeriksaan tersebut, keterangan yang disampaikan pelaku masih berubah-ubah sehingga polisi masih terus melakukan pendalaman. Selain itu, sesuai hasil visum diketahui korban meninggal dunia karena jeratan. Dengan kata lain, kematian korban bukan disebabkan karena cekikan. Karena itu, ada kemungkinan korban masih dalam kondisi bernyawa saat pelaku menjerat leher korban dengan selendang untuk kemudian digantung di pohon kopi guna merekayasa kasusnya. “Ini yang masih kita dalami,” tegasya.

Selain itu, terungkap semasa hidup korban memang menderita penyakit aneh sejak belasan tahun terakhir yang oleh masyarakat setempat dikenal sebagai penyakit bebai. Dimana, jika penyakitnya kambuh, korban menunjukkan prilaku aneh dan sering teriak-teriak mirip seoarang yang menderita gangguan kejiwaan. Informasinya juga, beberapa tahun lalu antara pelaku dengan korban sempat terlibat kasus KDRT. Hanya saja, kasusnya tersebut telah diselesaikan hingga ditingkat prajuru desa dengan dibuatkan pernyataan pelaku tidak akan mengulangi perbuatannya.  “Untuk memastikan itu semua, kita masih akan melakukan pra rekontruksi ke lokasi termasuk akan meminta keterangan saksi-saksi  lainnya, setelah prosesi penguburan dilakukan hari ini” ungkap Kapolsek Kompol. Dewa Mahaputra.ard/aga


Komentar

Berita Terbaru

\