PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Depresi Karena Gagal Panen, Rusak Sanggah Dan Nekat Gantung Diri

Minggu, 29 Januari 2017

00:00 WITA

Bangli

6145 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Bangli, suaradewata.com – Kasus ulah pati dengan cara gantung diri, kembali terjadi di wilayah hukum Polres Bangli. Korban bernama Jro Saba (42) asal Br. Kayu Selem, Songan B, Kintamani. Diduga yang besangkutan nekat bunuh diri, lantaran depresi berat karena tekanan ekonomi dan diperparah lagi mengalami gagal panen.

Sesuai informasi yang dihimpun Minggu (29/01/2017), jazad korban ditemukan sudah tergantung di sebuah pohon nangka yang tumbuh dikawasan hutan pada Sabtu (28/01/2017). Menurut keterangan saksi dan pihak keluarga, sebelum kejadian naas tersebut pada sekitar bulan November 2016 diduga korban mengalami depresi berat karena tekanan ekonomi. Saat itu, yang bersangkutan bahkan sempat merusak palinggih sanggahnya.

Pasca melakukan pengerusakan tersebut, belakangan korban tampak menyesali perbuatanya. “Sejak dua minggu terakhir, korban sering terlihat sangat menyesali perbuatannya. Bahkan beberapa kali pernah mengeluh belum bisa memperbaiki palinggih yang dirusaknya termasuk melakukan upacara agama untuk mengembalikan kesucian palinggih tersebut,” ungkap salah seorang keluarga korban.  Tekanan ekonomi yang dirasakan semakin menjadi, lantaran harapannya untuk bisa meraup untung dari hasil bertani yang selama ini dilakoninya justru berbuah buntung. “Hasil pertanian yang diharapan bisa untuk memperbaiki sanggahnya justru mengalami gagal panen,” jelasnya.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Kintamani, AKP. Dewa Gede Oka seijin Kapolsek Kintamani membenarkan adanya kasus ulah pati tersebut. Dijelaskan, kronologis kejadian bermula pada hari Sabtu sekitar pukul 09.00 wita, korban pergi ke kebun. Hanya saja, hingga pukul 14.30 wita korban tidak kunjung pulang sehingga membuat keluarganya cemas. Selanjutnya, anak orban I Nyoman Ginarsa bersama keluarga lain berupaya menyusul ke kebun. Hanya saja, korban tidak ada. “Hingga akhirnya, setelah terus melakukan upaya pencarian, anak korban justru menemukan korban telah tergantung di sebuah pohon nangka yang ada dikawasan hutan setempat sekitar pukul 17.00 wita,” bebernya.

Melihat kondisi ayahnya itu, anak korban pun histeris dan berlari ke rumahnya untuk mencari bantuan.  Jenazah korban yang tergantung akhirnya diturunkan oleh pihak keluarga. “Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jazad korban,” ungkapnya. Sementara dari keterangan para saksi, diduga korban nekat mengakhiri hidupnya karena depresi berat.  “Pihak keluarga telah mengiklaskan kepergian korban dan menganggap sebagai musibah. Pemicunya, diduga karena korban mengalami depresi berat,” pungkasnya.ard/aga


Komentar

Berita Terbaru

\