PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

DPRD Bali Minta Kaji Ulang Trans Sarbagita

Rabu, 26 Oktober 2016

00:00 WITA

Denpasar

3683 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Denpasarsuaradewata.com - Sejak beroperasi tahun 2011 lalu, Trans Sarbagita terus menguras dana APBD Provinsi Bali setiap tahunnya. Bahkan untuk APBD Provinsi Bali 2017, biaya operasional Trans Sarbagita diprediksi mencapai Rp 18 miliar.

Ironisnya, kucuran dana miliaran rupiah tiap tahun tersebut ternyata tak diimbangi dengan dampak positif kehadiran Trans Sarbagita. Kemacetan misalnya, masih menjadi potret yang sulit diurai. Di sisi lain, animo masyarakat untuk menggunakan Trans Sarbagita sebagai angkutan publik pun ternyata belum cukup membanggakan.

Hal tersebut terungkap dalam rapat dengar pendapat Komisi III DPRD Provinsi Bali dengan Dinas Perhubungan Provinsi Bali dan instansi terkait di Gedung Dewan, Selasa (25/10). Rapat tersebut dipimpin Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali Nengah Tamba, didampingi sejumlah anggota.

Dalam rapat ini, Tamba secara khusus meminta kejelasan perbandingan lonjakan penumpang Trans Sarbagita dengan pendapatan yang diperoleh dari penjualan tiket. Demikian juga dengan besarnya biaya operasional Trans Sarbagita sejak beroperasi sampai saat ini.

Hal tersebut penting, menurut Tamba, mengingat dalam APBD Provinsi Bali 2017 akan kembali dialokasikan anggaran sebesar Rp 18 miliar untuk Trans Sarbagita. Rinciannya, Rp 13 miliar untuk operasional dan Rp 5 miliar untuk pendukung.

"Ini harus dihitung ulang, apakah ini feasible apa tidak. Saya minta harus ada data. Permintaan satu atau dua orang pelanggan, tidak bisa dijadikan dasar untuk mempertahankan Trans Sarbagita,” kata Tamba.

Hal tak jauh berbeda disampaikan anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali Wayan Disel Astawa. Ia mempertanyakan perbandingan besarnya subsidi yang diberikan oleh pemerintah sejak Trans Sarbagita beroperasi dengan kemampuan Trans Sarbagita membedah kemacetan di Bali, sebagaimana didengungkan sejak awal.

"Ini harus dikaji, sehingga bisa dihitung antaran subsidi yang dikeluarkan pemerintah dengan pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan Trans Sarbagita. Antara pengeluaran biaya subsidi dengan hasil yang dicapai serta manfaatnya harus jelas," tegas politisi PDIP itu.

Menariknya, anggota Komisi III DPRD Provinsi Kadek Nuartana, mempertanyakan, apakah Trans Sarbagita masih perlu dipertahankan? Sebab dari tahun ke tahun, APBD Bali terus digerogoti untuk membiayai operasionalnya. "Kalau tidak perlu dipertahankan, kenapa masih dipaksakan," tegasnya.
 
Sementara Kepala UPT Trans Sarbagita, Gunawan, mengaku tidak hafal dengan besarnya anggaran yang sudah dihabiskan sejak operasi sampai saat ini. Besarnya biaya operasional, menurut dia, dikarenakan merk bus Hyundai dan sekarang sudah pada rusak. "Biaya operasional cukup besar dan sekarang 10 bus sudah pada rusak,” bebernya.
 
Mengenai minat masyarakat menggunakan angkutan ini, diakuinya masih banyak. Dalam hitungannya, jumlah penumpang yang sejak 2011 mencapai 1,508 orang per hari dan tahun 2015 mencapai 3.227 orang per hari.san/aga


Komentar

Berita Terbaru

\