Pemprov Bali Bantah ke Luar Negeri Disponsori Investor Sampah
Senin, 24 Oktober 2016
00:00 WITA
Denpasar
4161 Pengunjung
suaradewata
Denpasar, suaradewata.com - Pemprov Bali dikabarkan menjadwalkan kunjungan ke luar negeri untuk melakukan studi banding terkait pengelolaan sampah di Pulau Dewata. Menariknya, rencana kunjungan eksekutif tersebut konon disponsori oleh sebuah perusahaan yang berniat untuk mengelola sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung.
Kabar rencana kunjungan eksekutif ini diungkapkan Sekretaris Komisi III DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana, saat rapat dengar pendapat Komisi III DPRD Bali dengan Bappeda Provinsi Bali, Dinas PU Provinsi Bali, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VIII dan Balai Wilayah Sungai Bali - Penida, di Gedung Dewan, Senin (24/10). Rapat tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba.
"Kami dengar eksekutif ada rencana kunjungan ke luar negeri dibiayai oleh investor. Karena kebetulan, investor tersebut juga kabarnya sempat melobi ke dewan. Mohon diklarifikasi," kata Kariyasa Adnyana.
Terhadap pertanyaan ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali Nyoman Astawa Riyadi, membantahnya. "Tidak benar itu. Tidak ada disponsori pihak-pihak tertentu untuk studi banding ke luar negeri," tuturnya singkat, dalam rapat tersebut.
Menurut dia, soal pengelolaan sampah, pemerintah pusat sesungguhnya membantu daerah dengan membuat sel-sel. Apalagi saat ini, teknologi semakin berkembang dalam hal pengolahan sampah. "Sampah memang jadi perhatian serius kita. Demikian halnya pemerintah pusat," tandas Astawa Riyadi.
Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, lanjutnya, juga melakukan kajian tentang teknologi yang cocok untuk pengelolaan sampah. "Pengelolaan sampah, mungkin berbeda-beda di tiap daerah. Jadi teknologinya tergantung jenis sampahnya juga," ucapnya.
Astawa Riyadi menyampaikan hal ini sekaligus menjawab saran anggota Komisi III DPRD Bali IGA Diah Werdhi Srikandi WS. Dalam rapat tersebut, Diah mengusulkan agar eksekutif cukup melakukan studi banding ke Sorong. Sebab dari informasi yang didapatkan, teknologi yang digunakan pemerintah di Sorong dalam pengolahan sampah sangat bagus.
"Mungkin tidak perlu harus ke luar negeri. Cukup studi banding ke Sorong saja. Di sana yang saya dengar, teknologi pengolahan sampahnya bagus," saran Diah.
Terkait pertanyaan lainnya dari Kariyasa Adnyana, bahwa ada 39 perusahaan yang berminat mengolah sampah di TPA Suwung, Kepala Bappeda Provinsi Bali Putu Astawa, mengatakan, informasi tersebut tidak benar. Meski demikian, ia menyarankan dewan untuk menanyakan hal tersebut ke Biro Pemerintahan Pemprov Bali.
"Untuk kerja sama (terkait TPA Suwung), Biro Pemerintahan yang tangani itu. Kami belum tahu kalau ada 39 investor yang berminat untuk kerja sama itu," kata Putu Astawa.san/aga
Komentar