Lemkari Buleleng Incar Juara Umum Rektor Cup
Senin, 18 Juli 2016
00:00 WITA
Buleleng
4739 Pengunjung

www.suaradewata.com
Buleleng, suaradewata.com– Lembaga Karate-do Indonsia (Lemkari) Buleleng menargetkan menjadi juara umum dalam Kejuaraan tingkat nasional Rektor Cup IV. Kejuaraan tersebut akan digelar Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja (21/7/2016). Target juara umum itu disampaikan sepuh Lemkari Buleleng, Sensei Ida Bagus Lilik Sudirga, Senin (18/7/2016).
Menurut Sensei Lilik, ajang kejuaraan regional Jawa Timur-Bali-Nusa Tenggara tersebut menuntut Kabupaten Buleleng untuk memacu atlit karateka terbaik di Bali Utara. Dimana, lanjutnya, selain diikuti oleh atlit dibawah binaan Pengurus Daerah (Pengda) Bali dan Pengda Buleleng, juga akan diikuti oleh atlit-atlit beladiri Lemkari yang ada di masing-masing ranting serta tempat latihan (Dojo) yang tersebar di Buleleng.
“Untuk di Lemkari Pengcab Buleleng telah mempersiapkan atlit sejak tiga bulan lalu dengan menerapkan latihan intensif baik fisik maupun teknik. Dan mudah-mudahan atas asung kerta wara nugraha (Restu) Ida Sanghyang Widi/ Tuhan, keinginan Buleleng menjadi yang terbaik dalam kompetisi itu bisa tercapai,” ujar Sensei Lilik yang juga mantan Ketua Majelis Sabuk Hitam (MSH) Bali.
Menurut Lilik, saat ini Buleleng memiliki atlit dibawah binaan Pengcab dan Pengda Lemkari Bali sebanyak 62 orang. Dan diharapkan, lanjut Lilik, Bali bisa mengirimkan lebih dari 80 atlit karateka Lemkari sebagai tuan rumah tempat diselenggarakannya kejuaraan Rektor Cup IV tersebut.
Terkait kejuaraan Rektor Cup yang digelar mengkhusus di tingkat usia dini hingga junior yang notabene merupakan pelajar mulai tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, Lilik mengaku telah mempersiapkan kelompok di usia-usia tersebut.
“Kami berharap, ranting-ranting Lemkari yang ada di Kabupaten Buleleng mampu juga untuk mengikut sertakan atlit-atlit mereka yang ada di masing-masing tempat latihan. Sehingga nantinya pembinaan atlit terbaik Buleleng tidak sekedar ada di tingkat Pengcab Buleleng melainkan juga ada di tingkatan ranting,” ujar Lilik menegaskan.
Tempat pelatihan untuk atlit yang saat ini dibawah naungan Pengcab Buleleng dipusatkan di monument Tri Yuda Sakti yang terletak kawasan Terminal yang ada di Desa Sangket.
Sedangkan, lanjutnya, latihan atlit yang nantinya akan mewakili ranting dilakukan di masing-masing tempat latihannya.
“Mimpi kami untuk punya tempat latihan khusus sampai saat ini belum bisa terwujud. Dulunya sempat dijanjikan akan dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng. Tapi mungkin masih terbentur anggaran yang saat ini dikelola oleh Forki Buleleng,” papar Lilik saat dikonfirmasi dukungan Pemkab Buleleng.
Ini juga akan menjadi ajang kompetisi tersendiri di internal atlit Lemkari yang ada di Buleleng. Sehingga, nantinya diharapkan ada bentuk usaha dari masing-masing pelatih yang ada di masing-masing ranting untuk mencetak atlit-atlit di ranting-ranting.
Karena, lanjutnya, Lemkari Buleleng telah memiliki 12 ranting yang tersebar mulai dari Kecamatan Tejakula hingga ke kawasan barat Kota Singaraja. Dikatakan, masing-masing ranting yang ada pun memiliki potensi-potensi yang besar untuk melahirkan atlit-atlit bela diri khususnya di usia pelajar.
“Kendala kami di kepengurusan cabang Lemkari Buleleng memang ada di anggaran pembinaan. Sehingga tidak bisa mengakomodir seluruh atlit Buleleng atas keterbatasan tersebut. Padahal, Buleleng adalah gudang atlit Lemkari dan banyak yang sudah berkiprah di tingkat Nasional maupun kejuaraan di luar negeri,” ungkap Lilik yang mengaku prihatin dengan kondisi para atlit Lemkari Buleleng.
Dikonfirmasi mengenai perhatian Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) Buleleng yang berada di bawah KONI Buleleng, Lilik pun mengaku selama ini tidak pernah dilibatkan dalam kompetisi.
Fakta diskriminasi Lemkari Buleleng yang belakangan dirasakan terhadap atlit berpotensi kemudian terungkap dari keterangan Lilik yang awalnya enggan dikorek keterangannya.
“Banyak lembaga karate yang saat ini dibawah naungan Forki termasuk kami di Lemkari. Tapi setiap pengiriman atlit mewakili Forki, memang Lemkari jarang terlibat. Kami pun tidak tahu apa alasannya. Padahal dari segi potensi, atlit kami di Lemkari cukup bisa diandalkan. Apakah ada masalah anggaran atau apa itu, saya sendiri pun tidak mengetahui secara jelas,” papar Lilik.
Namun, lanjutnya, ia bersama jajaran MSH Buleleng mengaku terus berusaha untuk menunjukan prestasi terbaik dalam mencetak atlit-atlit bela diri karate. Dimana, kondisi keterbatasan serta pembinaan yang dilakukan dengan dana minim menurutnya semakin menjadi pecut bagi Lemkari Buleleng untuk mencetak atlit bela diri yang tangguh serta berprestasi.
“Sumpah kami adalah tunduk pada kejujuran dan mempertinggi prestasi. Jadi, itulah tugas kami sebagai pengurus di Lemkari Buleleng. Masalah nantinya digunakan atau tidak, yang penting kami telah berusaha maksimal dan hasilnya pun sudah jelas,” pungkasnya. Adi/gin
Komentar