Lomba Busana Pecalang Serangkaian HUT Kota Singaraja ke 412
Sabtu, 16 April 2016
00:00 WITA
Buleleng
5911 Pengunjung
suaradewata.com
Buleleng, suaradewata.com –Sebanyak 53 pasang peserta mengikuti Lomba Busana Pacalang Se-Kabupaten Buleleng yang digelar di Gedung Kesenian Gede Manik Singaraja, Sabtu (16/4). Kegiatan ini merupakan serangkaian HUT Kota Singaraja ke 412 bekerjasama dengan Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Buleleng. Puluhan pecalang sangat antusias mengikuti lomba. Para pecalang ini melengkapi dirinya dengan berbagai atribut yang biasa digunakan.
Menurut Ketua Panitia Lomba Busana Pecalang ini, Gede Suardika, kegiatan ini diselenggarakan untuk ikut memeriahkan HUT Kota Singaraja ke 412. Lomba ini juga bertujuan menyatukan persepsi antara pecalang-pecalang yang ada di Buleleng ini sehingga mereka mampu bisa mengkombinasikan ataupun menyatukan atribut-atribut yang sudah tertuang di pararem Majelis Utama Desa Pakraman Bali.
“Itu sangat kami perlukan untuk bagaimana pecalang sebagai garda terdepan pengamanan wilayah Desa Pakraman maupun banjar adat sehingga mereka dapat menunjukkan identitas diri mereka sebagai pecalang,” ungkap Suardika yg juga aktif sebagai reporter pada suatu media radio pemberitaan lokal Buleleng.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG sangat mengapresiasi kegiatan ini karena lomba semacam ini pertama kali diadakan di Bali. Menurutnya, kriteria-kriteria yang dipergunakan oleh dewan juri dapat dijadikan sebagai pegangan dalam berbusana oleh pecal;ang-pecalang yang ada di Buleleng sehingga ada keseragaman. “Sesuai arahan Bupati Buleleng, nantinya seluruh pecalang yang ada di Kabupaten Buleleng akan mendapatkan pelatihan oleh Kepolisian agar pecalang tahu betul bagaimana menjaga keamanan,” ungkapnya.
Salah satu dewan juri dari MUDP Bali, Agus Astapa mengatakan, terkait kriteria yang digunakan pada lomba ini adalah yang sesuai dengan perarem sesana pecalang bali yang telah diputuskan oleh MUDP Bali dimana pakaian standar pecalang yaitu baju putih rompi hitam, udeng berwarna merah, saput poleng, dan kamen hitam.
“Itu merupakan dasar busananya. Serta yang terpenting pecalang membawa keris sebagai ciri khas budaya Bali,” papar mantan wartawan yang juga aktif di Komisi Informasi Publik provinsi Bali.
Berdasarkan hasil penilaian dewan juri, persaingan yang terjadi antara para peserta betul-berul sangat ketat dengan selisih nilai yang terlihat kejar-kejaran antar pemenang pertama dengan pemenang kedua. Juara pertama dengan nilai 980 berhasil di raih pasangan peserta asal Desa Pakraman Kloncing, kecamatan Sawan. Sementara itu, juara kedua dengan perolehan nilai 970 diperoleh oleh peserta asal Banjar Pakraman Banjar Paketan, Kecamatan Buleleng.
Selisih nilai yang nyaris tipis antara para juara ketiga serta harapan. Yang berdasarkan penilaian oleh dewan juri, posisi ketiga berhasil di raih oleh peserta Desa Pakraman Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, dengan perolehan nilai 905. Sedangkan juara harapan diraih oeh Desa Pakraman Pengastulan, Kecamatan Seririt, dengan nilai 875. adi
Komentar