PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Jana-Merta Dituding Sebagai Boneka Wiryatama

Kamis, 02 Juli 2015

00:00 WITA

Denpasar

4075 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Denpasar, suaradewata.com - Suhu politik jelang Pilkada Tabanan, mulai memanas. Ini dipicu rencana paket Wayan Sarjana - Ida Bagus Astawa Merta (Jana-Amerta), yang akan menggelar deklarasi pada 5 Juli mendatang.


Deklarasi ini juga dibumbui klaim bahwa duet kader PDIP dan kader Partai Demokrat itu, sudah mengantongi restu dari partai-partai di Koalisi Rakyat Tabanan (KRT). Hanya saja, rencana deklarasi duet Jana-Amerta ini menuai cibiran.

Cibiran tidak saja dari sisi etika politik, di mana deklarasi ini justru dilakukan di saat rekomendasi malah belum jelas. Selain itu sindiran juga muncul, karena ada anggapan bahwa paket Jana-Amerta adalah boneka yang sengaja didesain oleh mantan Bupati Tabanan N Adi Wiryatama.

Jana-Amerta dipaksakan oleh Wiryatama, untuk memuluskan langkah anaknya yang adalah incumbent dalam mempertahankan kekuasaan. Apalagi duet incumbent, Ni Putu Eka Wiryastuti - Sanjaya, digadang-gadang diprioritaskan oleh PDIP untuk kembali diusung pada Pilkada Tabanan 9 Desember nanti.

"Insting politik saya, ini permainan politik Adi Wiryatama, untuk mengacak-acak lawan. Wiryatama ciptakan boneka paket Jana-Amerta, sehingga langkah incumbent mulus pada Pilkada Tabanan," sindir kader PDIP Tabanan, Agus Ariana, dalam jumpa pers di Denpasar, Kamis (2/7).

Selain untuk memperkokoh politik dinasti di Tabanan, demikian Agus, paket boneka ini didesain Wiryatama untuk memotong jembatan emas menuju perubahan Tabanan. Padahal di sisi lain, mayoritas masyarakat Tabanan sangat haus akan perubahan.
"Masyarakat sudah lelah dengan kondisi Tabanan 15 tahun belakangan ini. Masyarakat menginginkan perubahan itu segera datang. Tetapi begini cara Wiryatama untuk menghalangi perubahan itu," tandas Agus.

Selain menyindir Jana-Amerta sebagai boneka Wiryatama, Agus juga secara khusus menyoroti ambisi Wayan Sarjana, mantan Bendahara DPC PDIP Tabanan yang tak lain adalah rekannya sendiri. Menurut dia, Sarjana bukanlah figur yang ideal untuk memimpin Tabanan lima tahun ke depan.

"Sarjana, sebagai kawan saya hanya meminta, instrospeksi dirilah. Kasihan Tabanan. Masyarakat Tabanan sudah lelah," tutur Agus.

Ia berpandangan, selama 15 tahun dinasti Wiryatama berkuasa di Tabanan, tak ada perubahan membanggakan di daerah itu. Yang ada justru adalah kegagalan demi kegagalan. Menurut Agus, Sarjana adalah bagian dari kegagalan itu.

Agus berpandangan, jika benar Tabanan menginginkan perubahan, maka jawabannya bukan pada incumbent atau malah paket Jana-Amerta. "Saya merasa, untuk membawa Tabanan ke arah yang lebih baik itu ada di pasangan Arya Budi Giri - Nengah Sri Labantari," pungkasnya. san


Komentar

Berita Terbaru

\