PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Bali Terancam Krisis Janur

Jumat, 26 Juni 2015

00:00 WITA

Denpasar

2795 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Denpasar, suaradewata.com - Sulit dibayangkan, jika suatu waktu Bali krisis janur. Sebab, janur merupakan sarana upacara yang cukup vital bagi masyarakat Bali.

Hanya saja, ancaman akan krisis janur ini bukan isapan jempol. Sebab sejauh ini, Bali belum bisa mandiri dalam menyediakan janur. Untuk memenuhi permintaan yang tinggi, janur banyak didatangkan dari daerah lain, seperti Jawa.

Kondisi ini perlu untuk diwaspadai. Sebab jika tidak ada langkah konkrit, ke depan ancaman krisis janur ini akan semakin nyata. Apalagi di lapangan, pasokan komoditi janur di tingkat lokal kian menurun akibat berkurangnya sentra produksi.

"Kami sangat prihatin, malah kita kekurangan sarana upacara yang vital seperti janur, sehingga justru didatangkan dari Jawa dan daerah lain. Ini masalah bagi Bali," kata anggota DPRD Bali Nengah Tamba, melalui saluran telepon di Denpasar, Jumat (26/6). 

Ia bahkan membayangkan, jika di Jawa dan daerah lain justru tidak ada persediaan janur, maka entah seperti apa pelaksanaan upacara di Bali. "Jika itu terjadi, bagaimana kita bisa membuat sarana upacara tanpa janur? Apa kita akan mogok beryadnya karena tak ada janur?” ujar politisi Partai Demokrat asal Jembrana ini.

Karena itu, menurut dia, perlu ada upaya serius agar Bali ke depan mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan janur. Sebab janur juga bisa dikatakan menjadi kebutuhan pokok selain sembako. Ia pun menggugah kesadaran semua pihak, terkait perlunya gerakan menanam pohon kelapa secara massal.

"Jika Bali tidak ingin krisis janur untuk sarana upacara, maka perlu ada gerakan menanam pohon kelapa secara massal di seluruh Bali," tandas Tamba, yang digadang-gadang akan tampil sebagai calon bupati Jembrana pada Pilkada 2015 ini.

Bagi sebagian orang, kata dia, mungkin hal ini semacam ide sederhana. Namun, tidak boleh diabaikan bahwa janur adalah salah satu kebutuhan prioritas Bali ke depan. Ia menilai, ide kecil dan sederhana ini sangat visioner, terutama dalam menunjang dan memperkuat eksistensi pelaksanaan upacara yadnya dan kehidupan beragama Hindu di Bali.

"Bagaimana jadinya jika Jawa dan Lombok berhenti memasok janur? Apa kita umat Hindu berhenti buat jahitan? Ini perlu diperhatikan dan siapkan," tegas Ketua Komisi III DPRD Bali itu.

Jika tidak ada langkah konkrit, ia memerediksi, dalam 10 tahun ke depan Bali akan kesulitan janur. "Tetapi kalau kita siapkan mulai sekarang, maka 10 tahun lagi kita akan tetap aman dan bisa memenuhi kebutuhan janur sendiri,” pungkas Tamba. san


Komentar

Berita Terbaru

\