Polisi Pembunuh Itu Menderita Scizofrenia
Sabtu, 13 Juni 2015
00:00 WITA
Bangli
4873 Pengunjung
Bangli, Suaradewata.com – Pembunuhan sadis yang dilakukan Brigadir Nyoman Nyoman Suarsa, (35) terhadap ipar dan keponakannya sendiri, benar-benar diluar nalar sehat. Karena itu, polisi pun dibuat kesulitan untuk mengetahui motif dan cara pelaku pengidap sakit jiwa ini membunuh korbannya. Yang jelas, saat ditemukan kedua korban masing-masing Ni Komang Sudiani (35) bersama anaknya Luh Putu Aristya Dewi (7) telah bersimbah darah didalam kamarnya dengan luka gorok dibagian lehernya.
Suarsa sebelumya pernah bertugas di Polres Gianyar dan sejak tahun 2005 diketahui mengalami gangguan kejiwaan. Sampai saat ini, pelaku sejatinya masih dalam masa rawat jalan di RSJ Provinsi Bali di Bangli. Pasca pembunuhan tersebut, pelaku pun terpaksa diamankan dengan cara diikat kedua tangan dan kakinya agar tidak berontak dan mengamuk. Terakhir dia masuk RSJ pada Selasa (2/6/2015) lalu dan dipulangkan pada Senin (8/6) lalu. “Beberapa kali dia (Suarsa, Red) harus menjalani perawatan. Namun kami masih merekap berapakali persisnya dirawat di RSJ ini,” ujar dokter Basudewa saat ditemui di RSJ Bangli. Sesuai riwayat rekam medic pasein, gangguan jiwa yang dialami Suarsa semakin parah sejak lima tahun lalu. Sursa kerap dilihat duduk bengong dan terkadang berperilaku aneh seperti mendengar suara-suara tertentu. “Kalau kumat dia terlihat bengong dan matanya merah,”ujar Ni Wayan Lena Lestari, salah satu keluarga Suarsa. Jika kumat, Suarsa dibawa ke RSJ untuk mendapat pengobatan. Dalam beberapa hari dia akan sembuh dan kembali pulang. Dirumahnya itu Suarsa yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dan masih bujangan itu tinggal dalam satu rumah dengan iparnya Ni Komang Sudiani dan keponakanya Luh Putu Aristya Dewi.
Sementara kakak kandungnya I Made Suardana, suami dari Sudiani baru lima hari yang lalu berangkat kerja di kapal Pesiar. Sementara itu Kapolres Bangli AKBP Danang Beny Kuspriandono, ketika dikonfirmasi membenarkan kalau Brigadir Nyoman Suarsa, mengalami Scizofrenia atau gangguan jiwa berat yang sering mendengar bisikan-bisikan aneh dan baru Senin lalu keluar dari RSJ. “ Brigadir
Suarsa selama setahun ini cuti untuk berobat. Dan rencananya cutinya akan diperpanjang lagi,” ungkapnya. Karena Suarsa mengalami gangguan jiwa, maka upaya hukum lebih lanjut belum bisa ditentukan. “Kami masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaanya dari RSJ,” tegasnya. Sementara untuk memastikan motif pelaku, rencananya pihak kepolisia akan melakukan olah TKP ulang dan mendatangkan tim labfor dari Polda Bali guna pendalaman kasus. ard
Komentar