PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Bantuan Mentri Pertanian Dipertanyakan Anggota Subak

Senin, 06 April 2015

00:00 WITA

Jembrana

5488 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jembrana, suaradewata.com-Sejumlah anggota subak Palamerta Nusasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana mempertanyakan bantuan dana hibah Kementrian Pertanian tahun 2007 lalu. Bantuan sebesar 1 milyar untuk mendirikan bangunan penyosohan beras diuga belum pernah beroperasi, bahkan mesin dryer (pengering gabah) dikabarkan raib.

Menurut, sejumlah anggota subak Senin (6/4) mengatakan, bantuan dana hibah dari Kementrian Pertanian tahun 2007 nilainya 1 milyar. Bantuan itu untuk mendirikan bangunan penyosohan beras serta segala perlengkapannya, seperti mesin dryer (pengering gabah) dipinjamkan kepada pengusaha penyosohan beras asal Sangkaranggung dibawah tangan, tanpa sepengetahuan dari warga subak. “Saat kami melakukan rapat akhir tahun (RAT) sebelum kelian Subak Bapak Made Windia berakhir masa jabatannya, ada salah seorang anggota menanyakan mesin dryer (pengering gabah) itu  namun tidak ada jawaban. Namun semenjak beberapa bulan terakhir rebut-ribut terkait dengan itu. Tiba-tiba mesin dryer (pengering gabah) muncul di depan bangunan penyosohan beras. Entah siapa yang membawanya kesana. Tapi menurut kabar sih mesin itu dipinjamkan kepada pengusaha penyosohan beras asal Sangkarangung,” jelas warga

Sementara, I Ketut Gemuh pengusaha penyosohan beras yang dituding warga subak menggunakan mesin dryer (pengering gabah) saat dikomfirmasi membenarkan jika mesin tersebut digunakan olehnya untuk memperlancar usahanya. Namun sayngnya mesin yang dipinjamnya tersebut tidak bisa digunakan alias rusak. Peminjaman mesin tersebut dilakukannya dengan mantan kelian Subak yakni Made Windia secara lisan dengan membayarnya 5 juta setiap tahun. “Ya benar saya meminjamnya. Saya ambil mesin itu pada tahun 2014 awal kalau tidak salah. Namun mesin itu belum sempat saya gunakan karena rusak,” katanya.   

Selain bantuan mentri saat pergantian kelian subak Desember 2014 lalu kelian Subak dikatakan sama sekali tidak ada menyerahkan baik inventaris maupun koperasi Sri Mertha Asih milik subak, terhadap pengurus yang baru. Bahkan pembentukan koprasi sebenarnya dana awalnya dari urunan warga subak serta mendapat bantuan dana abadi pada tahun 2000 dari proyek ketahanan pangan (PKP) kurang lebih sekitar Rp 200 juta. Namun hal tersebut hingga sekarang sama sekali tidak ada pertangungjawabannya. “Jangankan pertanggung jawaban. Inventarisnya saja kami tidak tau karena belum diserahkan sampai saat ini,” jelasnya

Namun, Mantan Kelian Subak Pala Mertha Made Windia hingga berita ini ditulis belum bisa dikomfirmasi. Berusaha dicari kerumahnya yang bersangkutan tidak ada, dan dibilang oleh istrinya yang bersangkutan masih kebengkel untuk memperbaiki mobilnya di Kota Negara. Begitu juga berusaha di hubungi via telpon dalam keadaan aktif namun tidak diangkat. dem


Komentar

Berita Terbaru

\