PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Harga Anjlok, Petani Kol Di Kintamani Menjerit

Minggu, 29 Maret 2015

00:00 WITA

Bangli

6343 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Bangli, Suaradewata.com –Para petani di wilayah Kintamani Bangli, mengeluhkan jebloknya harga sayur mayor terutama kol. Disisi lain, petani semakin menjerit karena harus menanggung kerugian akibat naiknya berbagai biaya produksi pertanian. Kondisi ini, diperparah dampak cuaca buruk yang menyebabkan produksi kol menjadi jeblok sejak beberapa bulan terakhir.   

I Nyoman Kari salah seoarang petani di dusun Binyan, Desa Buahan, Kintamani  menuturkan, saat ini harga jual kol di tingkat petani hanya Rp 1000/kg. Padahal, menjelang hari raya Nyepi, harga kol sempat melonjak hingga Rp 2500 per kilogram. Tak tanggung-tanggung, penurunan harga mencapai 1500 rupiah per kilogram. Jebloknya harga kol dikatakan sebagai dampak kelebihan produksi, akibat masa panen yang bersamaan. ‘’Anjloknya harga kol selain karena masa panen yang bersamaan, juga akibat banyak terjadi pembusukan karena cuaca buruk,” ungkap Nyoman Kari. Bahkan, karena cuaca buruk produksi kol turun hingga 40 persen.

Ironisnya, ditengah terpuruknya harga kol tersebut. Sebaliknya, harga biaya obat-obatan justru semakin naik. Hal yang sama, juga disampaikan petani lainnya, Putu Muliarsana. Disebutkan, saat ini obat-obatan seperti pembasmi hama ulat yang sebelumnya dibeli Rp 145 ribu kini meningkat Rp 160 ribu. “Rata-rata karena kondisi ini, para petani ditempat kami merugi,” jelasnya. Karena itu, para petani setempat kini hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah turut memberikan perhatian terhadap nasib mereka. Mengingat wilayah Kintamani, merupakan salah satu central terbesar produski sayur mayor di Bangli. ard


Komentar

Berita Terbaru

\