Dikmudora dan Koni Bersinergi Bina Pelatih
Jumat, 06 Maret 2015
00:00 WITA
Tabanan
2794 Pengunjung
Tabanan, suaradewata.com- Menjelang pelaksanaan Pekan Olah Raga Seni Pelajar (Porsenijar) Kab. Tabanan April 2015 mendatang, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikmudora)Tabanan terus melakukan pembinaan dalam peningkatan kualitas dan prestasi olah raga khususnya bagi atlet muda. Upaya kearah sana terus dilakukan melalui pembinaan kepada guru sekaligus pelatih olah raga sekolah, salah satunya melalui pelaksanaan “Workshop Prinsip-Prinsip Pelatihan Olah Raga dan Pengukuran Komponen Biomotorik” Kamis (5/3)
Workshop dibuka Kasi Kesenian, I Made Wardana. Pembicara utama hadir Litbang KONI Provinsi Bali yang juga Litbang KONI Tabanan, Drs. AA. Ardana. M.For serta Wakil Ketua KONI Tabanan I Nyoman Yama Diputra, SE, Ak.
Wardana memaparkan, materi workshop telah sesuai dengan lingkup standar nasional pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidkan seperti tertuang dalam PP No.19 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Berikutnya pemerakarsa workshop Kabid Mudora I Made Darmawita mengatakan, Porsenijar adalah ajang strategis untuk menjaring atlet muda potensial di tabanan. Terselenggaranya workshop kali ini adalah bentuk sinergi pembinaan keolahragaan antara Dikmudora dengan KONI Tabanan. Pemahaman prinsip-prinsip pelatihan olah raga dan pengukuruan komponen biomotorik oleh pelatih sangat dibutuhkan dalam menyusun program dan standarisasi pelatihan bagi atlet menuju prestasi yang lebih baik,terang Darmawita.
Pemateri Wakil Ketua KONI Tabanan I Nyoman Yama Diputra, SE, Ak. banyak menjelaskan soal perkembangan keolahragaan di tabanan, terutama bidang pembibitan dan pemasalan yang meliputi bagaimana merekrut atlet yang memiliki potensi juara dengan parameter yang benar. Sementara tugas KONI Tabanan selanjutnya melakukan pembinaan dan peningkatan prestasi atlet yang telah direkrut oleh pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. Jika sinergi ini berjalan baik, maka 2-3 tahun kedepan hasilnya akan kelihatan baik dalam prestasi mapun psikologi atlet, jelas Yama.
Pelaksanaan workshop diharapkan dapat menjawab kebutuhan pelatih terkait hal-hal yang mendasar dan benar dari sisi keolahragaan. Pelatih harus mencegah atlet cedera, kita jangan membuat atlet cacat seumur hidup, tanpa proses yang benar dan aman, maka pembinaan atlet potensial akan sia-sia. “Banyak atlet kalah dengan dirinya sendiri, mari kita bangkitkan kembanggaan menjadi atlet tabanan,” terang Yama.
Pemateri berikutnya Drs. AA. Ardana. M.For memamparkan prinsip-prinsip pelatihan bagi atlet. Seorang pelatih harus memahami prinsip dasar pelatihan yaitu; Sistematis, Repetisi, Durasi, Progresif, Intensitas, Set, Beban berlebih dan Individual. Manusia adalah mahluk hidup yang terdiri dari banyak komponen. Sementara masing-masing individu atlet memiliki potensi yang berbeda, sehingga takaran dan intensitas pelatihan tidak bisa disamaratakan dengan atlet lainnya. “Pelatih jangan sampai melakukan pembunuhan karakter terhadap atlet,” terang Ardana.
Disamping teori, peserta workshop juga diajak melakukan simulasi penggunaan beberapa teknologi agar dapat melakukan pengukuran biomotorik dengan benar kepada atlit binaannya. Selanjutnya dari data-data yang ada diharapkan setiap pelatih mampu melakukan analisa dan menerapkan dengan benar. MN.
Komentar