Kapal Penyedot Pasir PPN Pengambengan Mangkrak
Selasa, 03 Februari 2015
00:00 WITA
Jembrana
9168 Pengunjung

Jembrana, suaradewata.com- Kapal penyedot pasir yang dimiliki Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan dan baru beberapa bulan diterima dari pusat kini mangkrak di perairan Pengambengan. Kapal tersebut setelah sempat diuji coba tidak bisa digunakan karena rusak atau bocor.
Dari pengamatan di perairan belakang SPBN Pengambengan, Selasa (3/2) kapal penyedot pasir yang bernilai miliaran rupiah itu tampak terbengkalai dan tidak terpakai. Sementara para nelayan sangat berharap agar pendangkalan atau sedimentasi di perairan tersebut bisa teratasi dengan maksimal dan perairan di Pengambengan bisa lebih dalam lagi dan memudahkan kapal/perahu masuk mendekati tempat pelelangan ikan (TPI). Kapal penyedot pasir itu masih berjejer dengan perahu lainnya bahkan kini mulai karatan.
Sementara itu Kepala Seksi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha Budi Priantono mendampingi Kepala PPN Pengambengan Suprapto mengakui jika kapal penyedot pasir itu mengalami kerusakan/bocor. “Namun kami belum tahu dimana bocornya. Kerusakan terjadi karena kolam labuh selain dangkal juga penuh sampah plastik, jangkar dan jaring, mungkin ada yang tersangkut sehingga bocor/rusak,” jelasnya.
Menurutnya perbaikan kapal penyedot pasir itu direncanakan tahun ini. “Kebocorannya ketika dilakukan uji coba dan ketika membantu untuk mengatasi sedimentasi/pengerukan ketika ada proyek,” tandasnya.
Selain itu katanya biaya operasional untuk kapal penyedot pasir itu juga belum ada. “Mungkin nanti akan dikandaskan dulu untuk mencari dimana bocornya. Alternatif kapal itu akan diperbaiki di tempat pembuatan kapal di Pengambengan ini karena lebih dekat,” jelasnya.
Menurutnya kapal itu memang bernilai belasan miliar berikut peralatan lainnya dan baru beberapa bulan diterima. Namun biaya operasionalnya juga belum ada. “Sebenarnya pengerukan dengan alat berat lebih efektif karena di wilayah perairan Pengambengan merupakan daerah karang. Jangankan kapal mesin penyedot milik PPN, alat berat milik kontraktor yang kerja saat proyek saja sempat rusak karena banyaknya sampah dan jaring dibuang ke laut. Kalau jaring dan plastik kan tidak bisa terurai,” tandasnya. dem
Komentar