PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Perekonomian Denpasar dan Lombok Terancam Lumpuh

Rabu, 27 Januari 2016

00:00 WITA

Jembrana

4462 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jembrana, suaradewata.com - Hingga hari ini rabu (27/1) tarusan truk pengangkut sembako masih berahan di Jembatan Timbang (JT) Cekik, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Jika truk pengangkut sembako ini terus diam dan tidak melanjutkan perjalanannya dikhawatirkan prekonomian Denpasar hingga Lombok akan lumpuh.

Rtusan truk tronton pengangkut sembako masih terparkir di  Jembatan Timbang Cekik. Bahkan, para sopir truk ini tertahan selama 4 hari diareal parkir Jembatan Timbang Cekik sejak jembatan dijalur Nasional Denpasar-Gilimanuk tepatnya diperbatasan  desa Dangin Tukadaya dengan Kelurahan Dauhwaru, kecamatan jembrana Kabupaten jembrana ambrol. Meskipun demikian, terlihat juga beberapa truk pengangkut sembako terpaksa memecah muatan mereka agar beban muatan bisa dikurangi sehingga mereka bisa melanjutkan perjalanan ke Denpasar dan sekitarnya melalui jalur Singaraja.

Kepala UPT Jembatan Timbang Cekik I Wayan Ariana saat dikomfirmasi rabu (27/1) mengatakan, sejak jembatan  Tukad Aya ambrol ratusan ton sembako tujuan Denpasar hingga Lombok tertahan di tempat ini. Dari datanya, hingga rabu (27/1) hari ini red- terdapat lebih dari 11 ton tepung terigu, 82 ton lebih gula pasir, 79 ton lebih bawang, 12 ton minyak goreng dan lebih dari 272 ton beras yang diangkut dengan kendaraan berat tertahan di Jembatan Timbang Gilimanuk. “Jika sembako ini terus tertahan di gilimanuk dikhawatirkan prekonomian Denpasar hingga Lombok akan lumpuh dan harga sembako akan meningkat,” katanya

Lebih lanjut, Ariana mengatakan, menumpuknya kendaraan besar di Jembatan Timbang ini sangat menghawatirkan karena kapasitas parkir di Jembatan Timbang hanya 100 kendaraan besar sudah over load. “Kalau ditampung disini, kondisi dilapangan sudah tidak memungkinkan sedangkan daya tampung ini hanya 100 truk,” jelasnya

Sementara, disisi lain salah seorang sopir truk yang bermuatan sembakao yakni Ari saat ditemui di areal Jembatan Timbang mengatakan, dirinya bersama puluhan teman lainnya sudah tertahan selama 4 hari di jembatan timbang ini. Sehingga biaya makan dan lainnya menjadi membengkak. Sementara, bagi beberapa sopir truk yang takut muatannya busuk atau rusak ada yang membagi muatannya agar bisa melanjutkan perjalanan melalui jalur Singaraja untuk sampai tujuannya. “Saya merugi ni pak. Saya mengangkut sembako dari Jawa ke Bangli dan Klungkung diberikan biaya pengiriman oleh perusahaan sebesar Rp 1.200.000 sampai Rp 1.500.000 rupiah. Karena tertahan di tempat ini, kini biaya pengiriman yang seharusnya cukup untuk pulang pergi malah habis untuk makan dan lainnya pak. Pertama ya pikiran, makan dan lainnya. Kalau dihitung norok Rp 300 ribu pak. Belum lagi BBM norok 50 liter,” akunya

Hal senada diungkapkan oleh sopir truk pengangkut jagung yakni Peno. Selama tertahan disini, karena tidak bisa melanjutkan perjalanan dirinya dengan teman-teman lainya terpaksa mengunakan uang pribadi untuk dana talangan pembelian BBM. “Saya muat jagung dari Jember ke Bangli sebanyak 23 ton. Saya sudah 3 hari. Ya kerugian makan itu kita perhari paling ndak 100 (ribu per hari) ya rit-ritan berkurang. BBM ditalangi dulu nanti kita pakai print,” katanya.dep


Komentar

Berita Terbaru

\