Rupiah Melemah, Usaha Tahu Tempe Perkecil Ukuran
Jumat, 28 Agustus 2015
00:00 WITA
Bangli
2903 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com– Dampak melemahnya rupiah terhadap dollar, telah menyebabkan berbagai usaha home industri terancam. Salah satunya, suaha pembuatan tahu tempe yang mengandalkan bahan baku kedelai import. Karena itu, untuk menyiasati kenaikan harga kedalai import, sejumlah pengusaha beralih menggunakan kedelai lokal. Selain itu, ukuran tahu tempe terpaksa diperkecil agar tidak menderita kerugian yang besar.
Hal ini diakui salah seoarang pengusaha tahu tempe, H. Amin saat ditemui di tempat usahanya di Kelurahan Bebalang, Bangli, Jumat (28/08/2015). Dijelaskan dampak melemahnya rupiah, telah menyebabkan harga kedelai impor cenderung tidak stabil. Bahkan, lonjakan harga sangat sering terjadi. Kondisi ini membuat usahanya yang telah digeluti selama tiga puluh tahun menjadi terancam. Dijelaskan, harga kedelai impor saat ini telah mencapai Rp 10 ribu per kilogramnya. “Harga kedelai import terlalu mahal. Karena itu, saya beralih menggunakan kedelai lokal,” sebutnya.
Hanya saja, hal tersebut tidak sepenuhnya menjamin nasib usahanya. Untuk itu, ia pun mensiasati dengan memperkecil ukuran tahunya. “Untuk menghindari kerugian, saya terpaksa memperkecil ukuran tahu,” tuturnya. Amin mengakui, ukuran kedelai lokal lebih kecil dari pada kedelai impor. Namun, rasa tahu kedelai lokal tidak kalah dengan yang impor. “Beda kedua kedelai ini hanya terletak pada ukuran saja. Yang lokal lebih kecil,” sebutnya.
Dijelaskan dalam satu kali produksi, Amin menghabiskan sekitar 50 kilogram kedelai. Jumlah ini dikatakan mengalami penurunan dari pada sebelumnya yang mencapai satu kuintal. Penurunan ini sebagai dampak kecilnya aliran air. Sementara itu, terkait haga jual tahu, tidak mengalami peningkatan. Empat potong tahu tetap dipatok dengan Rp 1000. “Harga tahu masih tetap seperti dulu. Hanya ukuranya diperkecil agar konsumen tetap bisa menjangkau,” ungkapnya.Selain tahu, ukuran tempe pun turut diperkecil dengan harga tetap dipasaran mencapai Rp 2.000 per bungkus. ard
Komentar