Masyarakat Mengeluh, Pengusaha SPBU Dipanggil
Kamis, 13 Agustus 2015
00:00 WITA
Gianyar
3892 Pengunjung

Gianyar, suaradewata.com- Kadis Disperindag Kabupaten Gianyar I Wayan Suamba, Kamis (13/8) memanggil dan memperingatkan pengusaha dan karyawan SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) terkait adanya keluhan dan pengaduan masyarakat yang menduga ada kecurangan yang dilakukan karyawan pada salah satu SPBU.
Ada 26 SPBU di Gianyar mendapat pembinaan betapa pentingnya pelayanan yang jujur dan memuaskan terhadap konsumen. Pembinaan yang dihadiri pemilik dan karyawan SPBU dilaksanakan di ruang rapat Kantor Disperindag Kabupaten Gianyar dengan mendatangkan Kepala UPT Metrologi Propinsi Bali I Ketut Raka Armaja sebagai narasumber. “Pembinaan ini penting agar masyarakat konsumen tidak dirugikan,” tegas Suamba seraya menambahkan pembinaan sebagai tindak lanjut dari rapat kerja kepada enam pengusaha Elpiji pada Rabu (12/8) dengan DPRD.
Pembinaan juga untuk memberikan pemahaman kepada pengusaha SPBU betapa pentingnya mewujudkan opini yang baik bagi suatu perusahaan, karena usaha adalah menjual kesan (image). Jika kesan sudah jelek maka akan ditinggal konsumen. “Usai pertemuan ini kepada pemilik SPBU agar mengumpulkan dan memberikan arahan dan pembinaan kepada karyawan masing-masing karena masyarakat sekarang sudah cerdas dan kritis. Apalagi informasi pengaduan saat ini cepat sekali khususnya media sosial,” terang Suamba.
Sementara I Ketut Raka Armaja mengatakan, pihaknya memang kerap menerima keluhan masyarakat yang merasa dikecewakan karena beberapa SPBU diduga melakukan kecurangan mengisi premium. Ada yang dengan tidak memulai dari nol, menghalangi pandangan konsumen pada meteran, ada pula memainkan heandle tuas selang yang masuk ke tangki dengan tujuan membuat meteran berputar lebih cepat. Untuk itu ia menganjurkan agar konsumen untuk selalu melihat meteran sehingga bisa mencegah terjadi kecurangan. Jika masyarakat dirugikan bisa langsung melaporkan ke nomor telepon yang dicantumkan di setiap SPBU tersebut. “Pihak Metrologi sendiri sudah rutin melakukan Tera dua kali dalam setahun sehingga bagian pengukuran dan mesin SPBU sesuai dengan ukuran, takaran dan timbangan,” terang Raka Armaja.
Dalam pertemuan, Dewa, salah satu pemilik SPBU, mengungkapkan, pada prinsipnya pengusaha SPBU tidak mau melakukan kecurangan karena ini masalah image dan tentu saja pengusaha SPBU tidak ingin usahanya dicap jelek atau curang. “Kami selalu memberikan pembinaan kepada karyawan kami untuk memberikan pelayanan yang memuaskan dan memperingati agar tidak berlaku curang,” tegasnya
Namun demikian dia juga berharap tidak semata menyalahkan SPBU, karena banyak kasus dimana orang tua komplin ke SPBU gara-gara anaknya yang disuruh beli bensin misalnya Rp. 20. Ribu ternyata kurang dari biasanya. Padahal setelah di cross cek ternyata anaknya hanya membeli setengah alias dibelikan Rp. 10.ribu, sisanya dibelikan pulsa. Selain itu ada juga sopir-sopir seperti itu. “Hal-hal ini juga perlu diperhatikan pihak terkait agar tidak hanya menyalahkan SPBU saja,” ujarnya. gus
Komentar