Pembukaan Festival Khazanah Lontar Bali Yang Akan Digelar Selama 10 Bulan
Minggu, 09 Februari 2025
11:13 WITA
Karangasem
1414 Pengunjung

Pengelola Museum Pustaka Lontar, Dukuh Penaban saat melaksanakan press conference. sumber foto: iga/SD
Karangasem, suaradewata.com– Dalam rangka memperingati Hari Suci Saraswati, Yayasan Karya Buana Lestari secara resmi membuka Festival Khazanah Lontar Bali di Museum Pustaka Lontar Desa Adat Dukuh Penaban, Karangasem, Sabtu (8/2/2025). Kegiatan yang didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan melalui Dana Indonesiana ini menjadi penting dalam upaya pelestarian lontar dan tradisi sastra Bali.
Ketua Yayasan Karya Buana Lestari, I Nengah Suarya, dalam Perayaannya menyampaikan bahwa festival ini adalah wujud nyata dari komitmen yayasan dalam menjaga dan merawat warisan budaya Bali. “Lontar tidak hanya sekedar naskah kuno, tetapi juga merupakan harta seni dan sumber ilmu pengetahuan yang sangat relevan bagi kehidupan saat ini dan masa depan,” ujar I Nengah Suarya.
Ia juga menambahkan bahwa festival ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat agar terus melestarikan lontar yang selama ini masih tersimpan dalam koleksi pribadi maupun masyarakat.
Festival yang akan berlangsung selama 10 bulan ini dirancang dengan berbagai kegiatan budaya, antara lain: Parada Budaya, Workshop Pembuatan Blangko Lontar, Workshop Usada dan Prasi, Kemah Nyiyastra, Digitalisasi Lontar, Klinik Lontar, Festival Sastra, Pementasan Taman Penasar dan Fragmentari Wagiswari, Pagelaran Wayang Joblar, disiarkan secara Live streaming dari lokasi.
Selain di Karangasem, festival ini juga akan dilaksanakan di Denpasar serta di Kabupaten Buleleng/Singaraja.
“Hari Suci Saraswati adalah momen penting yang mengingatkan kita untuk menghormati turunnya ilmu pengetahuan dan memberikan penghormatan kepada Tri Ning Ibu: Ibu yang melahirkan, Ibu Pertiwi sebagai tempat berpijak, dan Ibu Saraswati sebagai simbol pengetahuan,” jelas I Nengah Suarya.
Ia juga menekankan pentingnya menyelamatkan lontar sebagai bagian dari warisan budaya nusantara. “Saat ini banyak lontar yang tidak terawat dan terancam punah. Melalui festival ini, kami ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lontar, mulai dari proses penulisan hingga teknik perawatannya,” tambahnya.
Festival Khazanah Lontar Bali diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam pelestarian budaya lontar dan menginspirasi generasi muda untuk terlibat aktif dalam menjaga warisan leluhur di tengah arus globalisasi dan digitalisasi.
Sementara itu, Perwakilan Bupati Karangasem turut memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif Yayasan Karya Buana Lestari. “Saya mengucapkan selamat Hari Raya Saraswati kepada seluruh umat Hindu, khususnya yang hadir di sini. Kegiatan ini sangat relevan untuk menjaga tradisi lontar dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan,” ujarnya saat membacakan pidato Bupati. Festival Khazanah Lontar Bali diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam pelestarian budaya lontar dan menginspirasi masyarakat untuk terus menjaga tradisi serta menggali potensi warisan leluhur agar tetap bermanfaat bagi kehidupan masyarakat modern. iga/adn
Komentar