Pemerintah Komitmen Kelola BUMN Secara Transparan Jaga Sentimen Positif Danantara
Minggu, 06 April 2025
20:18 WITA
Nasional
1101 Pengunjung

Danantara
Oleh: Marian Jasinto)*
Pemerintah Indonesia semakin mengukuhkan komitmennya untuk mengelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan prinsip transparansi yang tinggi. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki kinerja BUMN, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan publik terhadap keberadaan dan kontribusi perusahaan-perusahaan negara dalam perekonomian nasional.
Transparansi dalam pengelolaan BUMN mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pengambilan keputusan strategis, pelaporan keuangan, hingga kebijakan manajerial. Dengan adanya transparansi, diharapkan para pemangku kepentingan, baik masyarakat, investor, maupun pihak terkait lainnya, dapat memperoleh informasi yang jelas dan akurat mengenai kondisi BUMN. Hal ini tentunya sangat penting untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang atau praktik korupsi yang bisa merugikan negara.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan proses pengalihan pengelolaan perusahaan BUMN kepada Danantara menunjukkan keyakinannya bahwa transisi ini akan berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Dengan komitmennya untuk menjaga sentimen positif publik, Rosan tampaknya menyadari pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat dalam setiap langkah strategis yang diambil oleh Danantara pasca pengalihan pengelolaan tersebut.
Langkah ini tentunya menjadi perhatian banyak pihak, mengingat perusahaan BUMN memiliki peran yang sangat vital dalam perekonomian nasional. Dalam beberapa tahun terakhir, pengelolaan BUMN memang menjadi sorotan utama, baik dari segi kinerja maupun tata kelola. Terutama dalam konteks meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan dana publik. Oleh karena itu, bagi publik, menjaga sentimen positif sangatlah penting, apalagi jika melibatkan perubahan besar seperti pengalihan saham dan pengelolaan dari pemerintah kepada sebuah entitas baru.
Tidak hanya itu, pengelolaan BUMN secara transparan juga menjadi upaya pemerintah untuk menjaga sentimen positif masyarakat terhadap kinerja perusahaan negara. Dalam dunia bisnis, sentimen positif sangat penting karena dapat mempengaruhi daya tarik investasi, baik domestik maupun asing. Ketika publik merasa yakin bahwa BUMN dikelola dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang sehat, maka tidak menutup kemungkinan bahwa sektor BUMN akan semakin mendapatkan dukungan yang luas dari berbagai pihak.
Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan potensi masuknya investor dari sejumlah negara, termasuk Qatar, ke Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, membuka peluang baru bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Terlebih, sektor investasi asing menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Namun, meskipun berita ini membawa angin segar, penting untuk mempertimbangkan potensi tantangan yang bisa timbul seiring dengan masuknya investor asing.
Keberadaan investor asing di sektor BPI Danantara bisa memberikan akses pada dana investasi yang lebih besar, yang tentunya akan mendukung berbagai proyek pembangunan strategis di Indonesia. Investasi asing tersebut tidak hanya akan meningkatkan kapasitas keuangan negara, tetapi juga membuka peluang bagi transfer teknologi dan peningkatan keterampilan dalam industri yang membutuhkan inovasi dan pengelolaan yang lebih efisien. Qatar, sebagai salah satu negara dengan cadangan dana besar, dapat membawa nilai tambah dengan pengalaman dan jaringan global yang dimilikinya, khususnya dalam sektor infrastruktur dan energi.
Dengan berbagai langkah yang diambil untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, pemerintah berharap dapat meningkatkan kinerja BUMN secara keseluruhan. Hal ini menjadi semakin relevan mengingat peran BUMN yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia. Selain sebagai penyumbang pendapatan negara, BUMN juga memiliki fungsi strategis dalam menyediakan layanan dasar yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, seperti sektor energi, transportasi, dan infrastruktur.
Pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir mengenai keyakinannya bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan membawa dampak positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencerminkan optimisme yang penuh harapan terhadap masa depan Danantara. Namun, seperti yang disampaikan Erick, tantangan besar yang dihadapi saat ini adalah bagaimana mengubah persepsi negatif publik yang sudah terbentuk terkait BPI Danantara. Meski demikian, Erick menegaskan bahwa untuk meraih hasil positif tersebut, dibutuhkan waktu.
Keyakinan bahwa Danantara akan memberikan dampak positif bagi IHSG tidak dapat dilepaskan dari perannya sebagai lembaga pengelola investasi strategis yang diharapkan dapat memperkuat ekonomi Indonesia. Investasi yang masuk melalui BPI Danantara memiliki potensi besar untuk meningkatkan likuiditas pasar dan memberikan dampak positif dalam jangka panjang. Keberadaan Danantara bisa menjadi sumber pendanaan yang krusial untuk pembangunan infrastruktur serta sektor-sektor penting lainnya yang memerlukan pembiayaan besar.
Pada saat yang bersamaan, pemerintah juga berupaya menjaga agar BUMN tetap berorientasi pada keberlanjutan dan efisiensi dalam operasionalnya. Pengelolaan yang efisien akan memungkinkan BUMN untuk bersaing dengan lebih baik di pasar global, sambil terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian domestik. Selain itu, pengelolaan BUMN yang baik dapat menciptakan dampak positif dalam hal penciptaan lapangan pekerjaan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Secara keseluruhan, komitmen pemerintah untuk mengelola BUMN secara transparan merupakan langkah yang sangat strategis dalam memastikan bahwa perusahaan negara berfungsi dengan optimal dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Dengan menerapkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi, pemerintah berharap dapat memaksimalkan potensi BUMN sebagai salah satu pilar utama perekonomian Indonesia yang terus berkembang.
)* Pengamat Ekonomi Digital - Ekonomi Inovasi Foundation
Komentar