Pagelaran Busana Wastra Citta Jagadhita, Wujud Nyata Lestarikan Kain Tenun Bali
Jumat, 24 Januari 2025
20:30 WITA
Denpasar
1595 Pengunjung
Suasana pegelaran busana bertajuk Wastra Citta Jagadhita Jumat (24/1) petang di The Meru Sanur, Denpasar. Ist/SD
Denpasar, suaradewata.com - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali sukses menggelar pagelaran busana bertajuk Wastra Citta Jagadhita yang menampilkan 139 busana hasil karya 13 desainer muda Bali terpilih, Jumat (24/1) petang di The Meru Sanur, Denpasar.
Pj. Ketua Dekranasda Bali, Ny. Ida Mahendra Jaya, mengatakan Wastra Citta Jagadhita memiliki makna mencintai kain Bali demi kesejahteraan dan kebahagiaan dunia untuk semua lapisan generasi. Ia berharap pagelaran ini dapat mempengaruhi tren mode berpakaian masyarakat agar lebih mencintai busana berbahan kain tenun tradisional Bali.
“Pagelaran busana berbahan kain tenun tradisional Bali ini bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan kain tradisional Bali atau yang kita kenal dengan wastra sebagai warisan budaya yang tak ternilai,” ungkapnya dalam laporan acara.
Penjabat Gubernur Bali, S. M. Mahendra Jaya, mengapresiasi inisiatif Dekranasda dalam menyelenggarakan pagelaran ini. Ia menilai bahwa kegiatan tersebut merupakan wujud nyata kreativitas desainer muda Bali yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
“Saya senang kegiatan ini dilakukan di awal tahun 2025 sehingga kreativitas para desainer kita ini bisa menjadi tren mode tahun 2025, bukan hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional dan internasional,” ujarnya.
Tjok Abi, desainer kenamaan Bali yang bertindak sebagai mentor sekaligus kurator acara, mengungkapkan bahwa persiapan pagelaran ini berlangsung dalam waktu singkat, yakni lebih dari sebulan. Meskipun demikian, ia memastikan bahwa para desainer tetap menampilkan karya terbaik mereka sesuai dengan ciri khas masing-masing. “Ini adalah wadah untuk desainer muda. Masing-masing desainer tadi sudah menampilkan yang terbaik dengan gaya dan karakter mereka masing-masing, sehingga beragam model yang dihasilkan,” jelas Tjok Abi. Rls/red
Komentar