Bersih-Bersih RJB Jembrana Sesuai Prosedur
Rabu, 29 Januari 2025
22:20 WITA
Jembrana
1455 Pengunjung
Suasana kegiatan bersih-bersih Rumah Jabatan Bupati (RJB) Jembrana
Jembrana, suaradewata.com - Kegiatan bersih-bersih di Rumah Jabatan Bupati (RJB) Jembrana menjadi sorotan public padahal sudah dilakukan sesuai dengan prosedur. Sejumlah pihak bahkan menyebarkan informasi upaya pembersihan itu sebagai tindakan pengerusakan aset, namun fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Sebab kegiatan bersih-bersih itu menjadi bagian dari prosedur standar dalam persiapan pergantian kepemimpinan.
Isu yang berkembang di public tersebut membuat Bupati Jembrana terpilih, Kembang Hartawan angkat bicara, kata dia proses perawatan dilakukan Dinas PUPRPKP Jembrana setelah mendapatkan arahan dari Sekda. Anggaran untuk kegiatan ini telah disiapkan oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba atas persetujuan legislatif. “Ini bukan hal baru, karena kegiatan serupa juga dilakukan saat transisi dari Artha-Kembang ke Tamba-Ipat,” jelasnya.
Langkah ini merupakan prosedur standar yang bertujuan menjaga kelayakan fasilitas rumah jabatan bagi bupati baru. Setiap pemimpin tentu membutuhkan ruang kerja dan tempat tinggal yang nyaman untuk menjalankan tugas pemerintahan dengan optimal. Selain aspek fisik, pembersihan dan peremajaan juga mempertimbangkan unsur budaya.
Dalam tradisi Hindu Bali, terdapat konsep penyucian tempat sebelum dihuni oleh pemimpin baru. Hari baik untuk upacara penyucian tempat jatuh pada 12 Februari mendatang, sehingga kegiatan ini juga menjadi bagian dari persiapan spiritual yang tidak dapat diabaikan.
Dengan demikian, pembersihan ini bukan sekadar perbaikan fisik, tetapi juga bagian dari penghormatan terhadap tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun. Meskipun peremajaan rumah jabatan adalah prosedur yang lazim. Untuk itu Kembang menyayangkan adanya beberapa pihak yang mencoba menggiring opini publik dengan narasi tak berdasar. Belakangan, banyak yang menyebut bahwa kegiatan tersebut dilakukan tanpa izin dan dianggap sebagai pengerusakan aset daerah padahal semua langkah telah sesuai dengan prosedur dan melalui koordinasi dengan pihak terkait. “Pergantian bupati selalu menjadi momen sensitive, berbagai pihak berusaha memanfaatkan situasi untuk membangun persepsi tertentu di masyarakat,” ucapnya.
Kembang berharap, masyarakat tetap objektif dalam menyikapi informasi yang beredar. Dalam era digital saat ini, hoaks dan narasi menyesatkan dapat dengan mudah menyebar, sehingga penting bagi publik untuk selalu memverifikasi informasi sebelum mempercayainya. Pergantian kepemimpinan diharapkan berjalan lancar demi kelangsungan pemerintahan Kabupaten Jembrana yang lebih baik ke depan.
Sementara, Kadis PUPRPKP Jembrana, I Wayan Sudiarta, membenarkan jika kegiatan tersebut dilakukan atas arahan Sekda Jembrana setelah mendapat ijin dari Tamba. Ia berharap, pasca pelantikan 6 Februari mendatang, RJB sudah siap digunakan bupati terpilih. Sejauh ini, kegiatan dilakukan menggunakan alat dari PU dan truk yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Jembrana.
“Pak Sekda sebagai pengelola aset sudah minta ijin Pak Bupati. Bu Kabag Umum juga sudah. Dan kebetulan kan sudah kosong di situ. Pohon-pohon yang sudah tua dan tinggi kan membahayakan. Itu nanti ditata lagi. Ini baru tahap pembersihan,” jelas Sudiarta ketika dihubungi via telepon. Berdasarkan pantauan di lokasi, rumah jabatan dalam kondisi kosong. Beberapa ruangan tampak tidak terawat dengan perabotan yang sudah usang dan mengalami kerusakan. Beberapa bagian taman juga terlihat tidak tertata dengan baik sehingga perlu dilakukan peremajaan. Hewan peliharaan milik Tamba juga telah dipindahkan. Pembersihan dan peremajaan ini merupakan langkah penting agar rumah jabatan siap ditempati oleh pemimpin baru yang akan segera menjalankan tugasnya. Dep/red
Komentar