Implementasikan Asta Cita, Aparat Keamanan Gencarkan Pemberantasan Narkoba
Jumat, 29 November 2024
16:58 WITA
Nasional
1051 Pengunjung
Pemberantasan Narkoba
Oleh : Dina Kahyang Putri )*
Presiden Prabowo Subianto kembali menunjukkan tekad kuat pemerintahannya untuk memberantas narkoba hingga ke akar-akarnya. Langkah ini bukan hanya janji politik, melainkan seruan aksi nyata bagi seluruh elemen bangsa, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi ancaman besar yang merusak stabilitas bangsa dan masa depan generasi muda. Dengan langkah strategis yang menyentuh semua aspek, pemberantasan narkoba kini menjadi salah satu prioritas utama pemerintah.
Komitmen ini mencerminkan visi besar Presiden untuk membangun Indonesia yang lebih bersih dan aman dari bahaya narkoba. Presiden juga mengingatkan bahwa pemberantasan narkoba tidak hanya sekadar menghukum pelaku, tetapi juga memutus rantai distribusi, memperkuat pengawasan di perbatasan, dan melakukan pencegahan melalui edukasi masyarakat.
Hal ini adalah momen bagi seluruh elemen bangsa untuk bersatu, menghadapi tantangan bersama, dan memastikan bahwa negeri ini terbebas dari kejahatan yang merusak nilai-nilai kebangsaan.
Kepala Kantor Komunikasi Istana Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo telah mengidentifikasi empat masalah utama yang memerlukan perhatian serius dan aksi nyata. Keempat masalah tersebut adalah judi online, narkoba, penyelundupan, dan korupsi.
Masalah-masalah ini tidak hanya berdampak pada stabilitas sosial dan ekonomi, tetapi juga dapat mengancam keamanan nasional secara keseluruhan. Presiden menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk berkompromi dalam menangani persoalan ini.
Dalam konteks pemberantasan narkoba, perhatian utama diarahkan pada dampak destruktif yang diakibatkan oleh kejahatan ini. Narkoba tidak hanya menghancurkan individu, tetapi juga merusak keluarga dan melemahkan masa depan bangsa.
Komitmen Presiden untuk memberantas narkoba hingga ke akarnya menjadi landasan penting dalam menggalang kerja sama lintas sektor, termasuk pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat sipil.
Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, menegaskan bahwa Polri siap mendukung penuh agenda prioritas Presiden Prabowo. Dalam kerangka Asta Cita ke-7, pemberantasan narkoba menjadi bagian integral dari reformasi politik, hukum, dan birokrasi yang diusung pemerintah.
Asta Cita ini mencakup penguatan pencegahan dan penindakan terhadap berbagai bentuk kejahatan, termasuk korupsi, judi, dan penyelundupan. Pemberantasan narkoba tidak hanya dipandang sebagai isu kriminalitas, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk membangun bangsa yang lebih tangguh.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memberikan perhatian khusus pada pemberantasan narkoba. Strategi yang diterapkan meliputi upaya menyeluruh, dari pembongkaran jaringan sindikat narkoba hingga pengawasan ketat di wilayah perbatasan.
Penegakan hukum yang tegas juga menjadi kunci untuk memastikan bahwa para pelaku kejahatan narkoba tidak hanya dihukum, tetapi juga diputus dari akses mereka ke jaringan internasional.
Langkah ini mencerminkan pendekatan holistik yang tidak hanya berfokus pada penindakan, tetapi juga pada pencegahan. Presiden menyadari bahwa pemberantasan narkoba memerlukan kerja sama yang solid antara semua pihak.
Edukasi kepada masyarakat, terutama generasi muda, menjadi salah satu strategi penting untuk mengurangi permintaan terhadap narkoba. Selain itu, program rehabilitasi bagi pecandu menjadi upaya humanis untuk mengembalikan mereka ke masyarakat sebagai individu yang produktif.
Presiden Prabowo juga memberikan perhatian khusus pada pengawasan di wilayah perbatasan, yang sering kali menjadi jalur utama masuknya narkoba ke Indonesia. Dalam hal ini, kerja sama antara Polri, TNI, Bea Cukai, dan Badan Narkotika Nasional (BNN) menjadi sangat penting. Kolaborasi ini bertujuan untuk menutup semua celah yang dapat dimanfaatkan oleh sindikat narkoba internasional.
Tidak kalah penting, upaya pemberantasan narkoba juga harus didukung oleh reformasi di tubuh birokrasi dan penegak hukum. Korupsi yang masih ada di berbagai sektor dapat menjadi hambatan besar dalam memberantas narkoba. Presiden Prabowo menekankan pentingnya integritas aparat dan transparansi dalam setiap proses penegakan hukum. Tanpa hal ini, kepercayaan publik terhadap pemerintah akan sulit terbangun.
Selain aspek dalam negeri, Presiden Prabowo juga melihat pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi narkoba. Sindikat narkoba yang beroperasi lintas negara membutuhkan koordinasi yang lebih erat antara Indonesia dan negara-negara tetangga. Pemerintah terus memperkuat hubungan diplomatik untuk memastikan bahwa peredaran narkoba dapat dihentikan di tingkat global.
Masyarakat juga memegang peranan penting dalam upaya besar ini. Dengan pendekatan berbasis komunitas, masyarakat dapat menjadi garda terdepan dalam pencegahan narkoba. Penyuluhan di sekolah-sekolah, kampanye anti-narkoba, dan pelibatan tokoh masyarakat adalah langkah konkret yang dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman. Presiden berharap setiap warga negara merasa memiliki tanggung jawab bersama dalam melindungi generasi mendatang dari bahaya narkoba.
Melalui serangkaian langkah strategis ini, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang bebas dari narkoba. Tentu saja, perjalanan ini tidak akan mudah dan memerlukan kerja keras dari semua pihak. Namun, dengan semangat persatuan dan tekad yang kuat, tujuan ini bukanlah sesuatu yang mustahil.
Pada akhirnya, pemberantasan narkoba bukan hanya tentang menindak para pelaku, tetapi juga tentang menyelamatkan masa depan bangsa. Mari kita dukung upaya ini dengan menjadi bagian dari solusi. Sebagai masyarakat, kita memiliki peran besar untuk memastikan bahwa generasi mendatang tumbuh di lingkungan yang bebas dari ancaman narkoba. Bersama, kita dapat mewujudkan visi besar ini dan membangun Indonesia yang lebih kuat dan bermartabat.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute
Komentar