Raker Komisi III DPRD Bangli Soroti DPT Jebol, Kadis PU Akui Lalai
Kamis, 10 Oktober 2024
07:31 WITA
Bangli
1400 Pengunjung
Suasana Raker Komisi III DPRD Bangli dengan Dinas PU, Rabu (9/10). SD/Ist
Bangli, suaradewata.com - Kadis PU Bangli Dewa Ngakan Widnyana Maya mengaku lalai saat dicecar kalangan anggota Dewan terkait jebolnya Dinding Penahan Tanah (DPT) di area pembangunan Sasana Budaya Giri Kusuma, Bangli. Bahkan Widnyana Maya mengaku bertanggungjawab atas jebolnya DPT tersebut. Demikian terungkap saat Rapat kerja (Raker) Komisi III DPRD Bangli dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU), Rabu (9/10/2024). Rapat dipimpin ketua Komisi III DPRD Bangli I Wayan Merta Suteja dan dihadiri sejumlah anggpta Komisi III. Sementara dari Dinas Pu dihadiri langsung
Dalam Raker tersebut, Kadis PU dicecar sejumlah pertanyaan oleh anggota Komsii III seperti, Ida Bagus Santosa, I Wayan Subagan dan I Ketut Bakuh, serta anggota lainnya terkait sebab musabab jebolnya (DPT) di lokasi Pembangunan Sasana Budaya Giri Kusuma, Bangli. Ida Bagus Santosa menghujani Kadis PU dengan sejumlah pertanyaan, seperti aturan DPT yang isi tanah urug serta bangunan ada pohonnya.
Menurutnya, semua itu harus ada kajiannya. Bagiamana, kontruksi bangunan isi tanah urug dan bangunan yang ada pohonnya. “Semua harus diperhitungkan. Jangan curah hujan dipakai alasan, karena itu semestinya sudah ada perhitungannya,” ucap Politisi Partai Golkar ini.
Dirinya juga mempertanyakan apakah betul dalam kontrak kerja ini ada galian pondasi dengan kedalaman 1 meter. Jangan-jangan, kontraktornya berbohong. Dan, bila ada menghalang-halangi haknya selaku anggota dewan yang diatur udang-undang seperti berbohong, maka pihaknya minta kegiatan semua direkam, karena semua kegiatan harus dipertanggungjawabkan secara hukum. "Jadi apa benar pondasinya satu meter, jadi semuanya harus bertanggungjawab secara hukum. Saya dan teman-teman juga bertanggung jawab secara hukum. Intinya, apakah kejadian kemarin itu ada pelanggaran rekanan terkait dengan kontrak kerja atau malah sebaliknya kontrak kerja yang bermasalah,” tanya pria asal Geria Demulih itu.
Lebih lanjut IB. Santosa juga mengkritisi kegiatan ke PU-an selama ini. Yang mana, sesuai perspektifnya, kegiatan di Dinas PU belum bisa menjawab persoalan krusial di masyarakat. Dan, belum mengakomodasi Pokok-pokok Pikiran di DPRD. Karena masalah kebijakan adalah tanggungjawab DPRD bersama Bupati, sementara OPD, seperti Dinas PU hanya pelaksana kebijakan tersebut. “Secara teknis, saya ingin bertanya, kenapa desa saya di Demulih tidak pernah disentuh kegiatan. Malahan ada jalan nyaris putus namun tidak pernah ada perhatian,” tanyanya.
Sementara Kadis PU Widnyana Maya menegaskan jebolnya DPT di area pembangunan Sasana Budaya Giri Kusuma saat masih dalam proses pengerjaan oleh rekanan. "Itu masih dalam proses pengerjaan," ucapnya. Sesuai desain, itu akan ditata menjadi konsep landscape. Ada tiga set dengan ketinggian DPT rata-rata 1 meter dan yang paling bawah ditahan dengan drainase jalan Propinsi. "Sedangkan kedudukan DPT yang kedua dan ketiga, terutama yang disisi barat memang riskan. Sebab, dalam perataan tanah tidak semua tanah asal yang jadi tumpuan. Sedangkan dudukan dari DPT sudah masuk ke tanah dasar,. Cuma beban yang diterima dari kedudukan DPT dari timur ke barat memang tidak sama" beber Widnyana Maya.
Terkait tanggung jawab jebolnya DPT tersebut, Kadis PU pun mengaku semua pihak mempunyai tanggungjawab yang sama dalam semua tahapannya, termasuk dirinya yang diberikan mandat melaksanakan secara teknis dilapangan tentu harusnya lebih optimal. Secara pribadi, dirinya bahkan mengaku lalai kurang perhitungan teknis. "Saya mengakui kekurangan saya secara pribadi, dalam pandangan saya dengan tinggi satu meter tidak seberapa. Ini lalai. Jujur kami lalai dengan tinggi satu meter itu, ternyata satu meter dikali tiga cukup besar bentangannya," akunya. Selanjutnya berdasarkan fakta-fakta dilapangan dan kondisi terakhir, desainya akan dirubah menggunakan penguatan beton.ard/adn
Komentar