PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Diduga Perdagangan Orang, Korban Disekap Dan Disiksa Di Perbatasan Thailand Dan Myanmar

Rabu, 04 September 2024

13:10 WITA

Buleleng

1535 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Buleleng, suaradewata.com- Dua orang warga Buleleng bernama Kadek Agus Ariawan alias Moncot bertempat tinggal di Kelurahan Liligundi Singaraja dan Nengah Sunarya bertempat tinggal di Desa Jinengdalem diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Mirisnya lagi selain dua orang asal Buleleng yang menjadi korban TPPO ini, terdapat juga sebanyak 30 orang yang menjadi korban. Mereka ini disekap dan dipekerjakan selama 15 jam tanpa gaji dan makan tidak tentu, malahan bila tidak memenuhi target pekerjaannya, mereka disiksa dengan penjagaan ketat. Demikian diungkapkan penasehat hukum korban Kadek Agus Ariawan alias Moncot yakni Putu Sugiarta,SH. Eky Ilham Aldiansyah,SH, Dimas,SH, Ketut Budiastuti,SH dan Ayu Triandari,SH dari Kantor Hukum GHA di Jalan Mayor Metra Singaraja pada Selasa, (3/9/2024) didampingi kakak korban Ketut Alit Suryawan dan Putu Sastrawan.

Hal ini pun memantik kepedulian anggota DPRD Provinsi Bali dari Partai Gerindra yang baru dilantik beberapa hari yang lalu yakni Gede Harja Astawa,SH,MH.

Berangkat dari hal tersebut, kuasa hukum korban bersama anggota dewan dan keluarga korban melaporkannya ke Mapolres Buleleng guna mendapat penanganan lebih lanjut.

Kronologis terungkapnya dugaan TPPO dan penyekapan korban berawal dari video para korban yang dikirimkan kepihak keluarganya yang menyebutkan bahwa kondisi mereka butuh pertolongan lantaran menjadi korban perdagangan orang, penyekapan dan disiksa.

"Para korban awalnya dijanjikan bekerja di Thailand. Namun justru berakhir bekerja di tempat tidak jelas dan malahan disekap," ucap kuasa hukum korban Putu Sugiarta,SH.

Pada sebuah video yang beredar, para korban berada di negara Myanmar. Mereka dalam penyekapan mengaku tidak diperbolehkan ke mana-mana.

"Kami disuruh kerja 15 jam sehari tanpa digaji. Apabila tidak mencapai target, kami disiksa dengan cara disetrum," ungkap salah satu korban dalam videonya.

Melalui video tersebut, para korban pun meminta tolong kepada Presiden Jokowi dan Prabowo agar bisa dibantu dipulangkan.

Ketut Alit Suryawan yang merupakan kakak dari Kadek Agus Ariawan alias Moncot menerangkan peristiwanya yang berawal dari pertengahan Juli 2024 lalu, adiknya itu dijanjikan bekerja di restoran yang ada di Thailand oleh seorang warga Desa Jinengdalem bernama Komang Budayasa alias Katak.

"Adik saya itu dengan Katak memang berteman. Sehingga mempercayai omongannya," ucap Ketut Alit Suryawan.

Lebih lanjut Ketut Alit Suryawan mengatakan pada 5 Agustus 2024, adiknya bersama Nengah Sunarya diberangkatkan menggunakan visa liburan serta menyetor uang tunai Rp 5 juta.

Lalu berangkatlah keduanya dari bandara Ngurah Rai yang rencananya akan menuju ke Thailand. Namun keberangkatannya itu transit dulu dibandara soekarno-hata Jakarta. Dan disaat transit ini bertemulah dengan orang-orang dari berbagai daerah untuk tujuan yang sama bekerja di Thailand. Ternyata dari Jakarta transit lagi di Malaysia. Dari sini ada yang menjemput dari orang yang tidak dikenal dan mengaku agen.

"Dari Malaysia inilah saya tidak bisa menghubungi adik saya hingga sekarang," ucap sedih Ketut Alit Suryawan sembari meminta para wartawan membantu menyiarkan dan memviralkannya.

Usai melapor ke Polres Buleleng, salah satu perwakilan kuasa hukum korban Putu Sugiarta mengatakan berdasarkan kronologis kejadianya, peristiwa ini masuk dalam tindak pidana perdagangan orang yaitu pada Pasal 4 UU No 1 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang. 

" Kami melapor dengan membawa barang bukti berupa video hingga foto-foto terkait tindak kekerasan yang dialami para korban. Dan kami juga melampirkan nomor ponsel orang yang mengajak korban untuk bekerja di Thailand. Kami sangat berharap, pihak kepolisian menindak lanjutinya" jelas Putu Sugiarta.

Ditempat yang sama, Gede Harja Astawa,SH,MH yang anggota dewan ini akan mengawal kasus ini hingga tuntas.

"Kami percayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Harapannya secepatnya para korban ini terselamatkan," pungkasnya.sad/adn


Komentar

Berita Terbaru

\