Ketertinggalan Target, Buleleng Optimalisasikan Pupuk Bersubsidi
Jumat, 05 Juli 2024
11:26 WITA
Buleleng
1481 Pengunjung
Ni Made Rousmini. sumber foto : sad/SD
Buleleng, suaradewata.com- Asisten Pemerintahan dan Perekonomian Setda Buleleng, Ni Made Rousmini, membuka rapat koordinasi pupuk bersubsidi yang diselenggarakan di ruang pertemuan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng pada Kamis (4/7/2024).
Dalam arahannya, Asisten Rousmini meminta seluruh jajarannya untuk bekerja semaksimal mungkin mengejar ketertinggalan dari target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.
"Rapat kali ini menindaklanjuti hasil laporan Rakornas tim pengendalian inflasi yang menyebutkan bahwa distribusi pupuk bersubsidi secara nasional oleh Sekjen Kementerian Pertanian masih dinilai rendah, yaitu di bawah 50 persen," jelasnya.
Diungkapkan pula bahwa pada data Kabupaten Buleleng yang dihimpun menunjukkan kondisi serupa, dengan distribusi pupuk bersubsidi yang masih di bawah 50 persen. Oleh karena itu, pihaknya menekankan pentingnya pertemuan ini untuk mencari tahu kendala dan permasalahan di lapangan serta segera menemukan solusinya.
"Dalam pertemuan ini, kita harus mencari tahu apa kendala dan permasalahan di lapangan, dan segera mencari solusinya. Tentu saja, hal ini akan berdampak pada produksi pertanian nantinya," kata Rousmini.
"Maka dengan adanya rapat koordinasi ini, diharapkan distribusi pupuk bersubsidi di Kabupaten Buleleng dapat segera ditingkatkan, sehingga target produksi pertanian dapat tercapai dan mendukung stabilitas pangan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Gede Melandrat secara teknis menanggapi target serapan pupuk bersubsidi yang belum tercapai dengan menggarisbawahi perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem distribusi pupuk bersubsidi di Kabupaten Buleleng.
"Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan evaluasi mendalam, mengingat target serapan pupuk yang ditetapkan belum tercapai," ujarnya.
Salah satu kendala utama yang diidentifikasi, kata Melandrat adalah keterbatasan jenis komoditas yang disubsidi. Yang mana saat ini, hanya sembilan komoditas yang mendapat subsidi, sehingga banyak komoditas penting seperti cengkeh, durian, dan hortikultura tidak tersentuh program ini.
"Kami berharap Kementan dapat memperluas cakupan komoditas yang disubsidi, sehingga petani di Buleleng dapat lebih mudah mengakses pupuk untuk tanaman mereka," tegasnya.
Selain itu, Melandrat juga menyoroti proses usulan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dari kelompok tani yang tidak selalu selaras dengan komoditas yang ditetapkan Kementan. Hal ini mengakibatkan kesenjangan antara kebutuhan pupuk di lapangan dengan pupuk yang tersedia.
Untuk tahun ini, Dinas Pertanian Buleleng mendapat alokasi pupuk dengan jatah pupuk urea sebanyak 7.376 ton, pupuk NPK sebanyak 8.577 ton, dan pupuk NPK formula khusus sebanyak 131 ton.
"Ke depan, kami mengharapkan adanya perubahan sistem RDKK dan penetapan jenis komoditas subsidi yang lebih berpihak pada kebutuhan petani riil di lapangan," tambah Melandrat.
Rapat koordinasi ini menghasilkan beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang akan segera disampaikan kepada Kementerian Pertanian. Dengan adanya evaluasi dan perbaikan sistem ini, penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Buleleng dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran, sehingga membantu petani dalam meningkatkan hasil panen dan mewujudkan ketahanan pangan.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari PT. Pupuk Indonesia, distributor dan kios pupuk wilayah kerja kecamatan, serta penyuluh dan pengawas pertanian di Kabupaten Buleleng. sedih/adn
Komentar