Subak Getih Desa Sudaji Jadi Pionir Pertanian Padi Sehat Menuju Organik
Sabtu, 08 Juni 2024
10:06 WITA
Buleleng
1520 Pengunjung
Kegiatan panen perdana pada Jumat (7/6/2024). sumber foto : sad/SD
Buleleng, suaradewata.com- Kelompok Tani Sri Amerta Sari Aji yang menaungi Subak Getih Dusun Bantas, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng diharapkan menjadi pionir dalam pengembangan kawasan padi sehat menuju organik.
Dalam kegiatan panen perdana pada Jumat (7/6/2024) di kawasan demplot dengan luas area sekitar 0,75 hektare tersebut berhasil menghasilkan gabah signifikan dari uji ubin yang telah dilakukannya itu.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng yang diwakili oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan, I Gusti Ayu Maya Kurnia, mengatakan hasil uji ubin dari demplot 75 are menunjukkan peningkatan hasil panen yang signifikan.
"Sebelum menggunakan pupuk kimia, hasil panen sekitar 3 ton setiap kali panen, namun sekarang meningkat menjadi 5,9 ton per panen," jelasnya.
Menurut Maya Kurnia pihak Dinas Pertanian Provinsi Bali bersama pemerintah daerah akan terus mengawal dan memberikan bantuan kepada seluruh subak di Buleleng. Mengingat saat ini, hampir seluruh subak di Buleleng sudah mulai menerapkan pertanian organik, meskipun prosesnya berbeda-beda.
"Sesuai komitmen dengan Pemprov Bali, perlahan semua petani mulai menanam padi sehat menuju organik. Ini memang tidak bisa instan, tetapi secara bertahap semua petani setiap kecamatan di Buleleng sudah mulai mengikuti program ini," tandasnya.
Sementara itu Kelian Subak Getih, Gede Ardika mengatakan bahwa kelompoknya ingin memberikan contoh kepada 17 subak lainnya di Kecamatan Sawan tentang dampak positif dari pertanian organik.
"Program ini didukung penuh oleh Dinas Pertanian Provinsi Bali dan Buleleng serta Ketua P4S Bali Sri Organik. Berkat bantuan, dukungan, dan pendampingan mereka, kami bisa mendapatkan hasil panen yang lebih memuaskan dibandingkan metode sebelumnya," jelas Ardika.
Ia menyebut proses penanaman padi di Subak Getih menggunakan metode System of Rice Intensification (SRI), yang dapat menghemat penggunaan benih, air, serta beralih dari pupuk dan pestisida kimia ke pupuk organik. Alhasil setelah menggunakan metode ini meningkat drastis dari 150 biji menjadi 310 biji per batangnya.
"Astungkara, setelah empat bulan kami bisa merasakan dampaknya. Hasilnya sangat luar biasa. Semoga ini bisa menjadi contoh bagi subak lainnya untuk mewujudkan padi sehat menuju organik," pungkas Ardika.sad/adn
Komentar