PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Panen Demplot Metode Hazton Tingkatkan Produksi Gabah Hingga 50 Persen

Kamis, 06 Juni 2024

18:20 WITA

Buleleng

1539 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Buleleng, suaradewata.com- Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertanian dalam mendukung ketahanan pangan lokal, terus melakukan berbagai upaya mengembangkan pertanian. Salah satunya dengan menerapkan teknologi Hazton yangmana teknologi ini pertama kali diterapkan di Buleleng. Mengingat teknologi Hazton dipercaya mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan. 

Al hasil, upaya tersebut berbuah hasil dengan panen perdana di lahan petani di Subak Sambangan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng yang menggunakan teknologi Hazton dan mampu meningkatkan hasil gabah kering hingga 50 persen.

"Teknologi Hazton merupakan cara bercocok tanam padi menggunakan bibit indukan dengan jumlah bibit padat 25 – 30 bibit perlubang tanam. Sedangkan cara tanam konvensional hanya menggunakan 2 – 3 bibit per lubang tanam," jelas Kadis Pertanian Kabupaten Buleleng Sumiarta saat dikonfirmasi di sela-sela kegiatan panen padi di Subak Sambangan, pada Rabu (5/6/2024).

Kadis Sumiarta menambahkan panen demplot dengan metode penanaman Hazton di area Subak Sambangan seluas 40 are ini telah dilakukan sejak tiga bulan lalu. 

"Metode Hazton ini sudah diterapkan di seluruh kecamatan di Buleleng dengan tujuan meningkatkan hasil gabah petani secara optimal." ungkapnya.

Dalam lima tahun terakhir, ujarnya lagi hasil produksi gabah dengan metode konvensional di Buleleng cenderung stagnan. Oleh karena itu, Dinas Pertanian melakukan terobosan dengan mengadopsi metode Hazton, yang sebelumnya dianalisis dan diterapkan di Kalimantan dengan hasil yang sangat memuaskan. 

"Dulu hasilnya hanya 5 ton, dengan metode Hazton bisa mencapai 9-10 ton. Ada peningkatan sekitar 50 persen dari produksi petani konvensional," kata Sumiarta.

Menurutnya metode Hazton memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan metode konvensional. Salah satunya adalah penggunaan benih yang lebih banyak, menyebabkan waktu panen lebih cepat sekitar 10 hari dan jumlah panen yang lebih banyak. Konsekuensinya, metode tanam Hazton ini lebih boros dari sisi ketersediaan benih dan pupuk. Namun, meski lebih boros, metode tanam ini diyakini bisa meningkatkan produksi lebih pesat.

"Dengan keberhasilan panen Hazton ini, diharapkan kesejahteraan petani di Buleleng dapat meningkat melalui hasil panen yang lebih melimpah dan efisien. Adopsi metode Hazton menjadi langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas pertanian di daerah." pungkas Sumiarta.sad/adn


Komentar

Berita Terbaru

\