Ketapang-Gilimanuk Siap Layani Pemudik, Menhub: Antisipasi Cuaca Ekstrem
Kamis, 04 April 2024
22:05 WITA
Jembrana
1941 Pengunjung
Kunjungan Kerja Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana-Bali pada Kamis (4/4). Dep/SD/ist
Jembrana, suaradewata.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan penyeberangan lintas Ketapang - Gilimanuk yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali, siap melayani pemudik pada periode Angkutan Lebaran 2024.
Hal ini disampaikan Menhub dalam kunjungan kerjanya bersama dengan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana-Bali pada Kamis (4/4) siang.
Menurut Menhub, sebagai salah satu aspek penentu keselamatan, keamanan dan kenyamanan penyeberangan, maka perlu dilakukan antisipasi kondisi cuaca ekstrem. "Kami terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca di seluruh wilayah Indonesia. Pihak pelabuhan juga kami perintahkan untuk terus berkomunikasi dengan BMKG setempat," tutur Menhub Budi.
Ia mengatakan, Selat Bali cukup rawan dan dibutuhkan suatu koordinasi dengan BMKG yang lebih intens agar mengetahui apa yang terjadi. "Dan apabila ada suatu berita yang kurang baik, agar segera menginformasikan kepada masyarakat sehingga mereka bisa menunda perjalanan,” kata Menhub lagi.
Menhub juga mengapresiasi atas apa yang dilakukan ASDP berkaitan dengan penambahan kapal, penambahan dermaga, pengerukan, dan pengaplikasian pembelian tiket Ferizy. Pihak ASDP menyampaikan bahwa sudah tidak ada lagi penjualan tiket di pelabuhan. Karena itu, masyarakat sebisa mungkin sudah bertiket pada H-1 keberangkatanm
Terkait volume to capacity ratio atau V/C ratio di Pelabuhan Gilimanuk, Menhub meminta agar skalanya dapat terjaga di bawah 0,7 persen. Salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan fungsi pelabuhan yang tersedia. V/C ratio merupakan perbandingan volume kendaraan dengan kapasitas. Apabila nilai V/C ratio telah mencapai nilai 0,8 persen atau lebih besar, maka dapat dikategorikan arus kendaraan telah mendekati kapasitas, sehingga perlu dilakukan tindakan manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI Agus Subiyanto juga meminta setiap kementerian dan lembaga terkait untuk selalu berkoordinasi di posko terpadu selama periode mudik dan balik Lebaran 2024. Selain itu, Dia juga meminta agar semua instansi menggunakan sarana prasarana yang ada di satuan untuk membantu kelancaran arus mudik, memitigasi gangguan keamanan, aksi teror, peredaran narkoba, dan kemungkinan terjadinya bencana alam.
Sementara itu, Kapolri Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya untuk mempersiapkan dan mendukung ASDP dalam menerapkan delaying sistem di Pelabuhan Gilimanuk. Ini penting untuk meminimalisir potensi antrean di area tersebut.
Selaim itu, aspek keselamatan menjadi salah satu prioritas utama dalam layanan Angkutan Lebaran ini, dengan melakukan pemeriksaan atas kesiapan armada yang dioperasikan beserta peralatan keselamatan. "Sebelum arus mudik dimulai, kami dari berbagai institusi melakukan pemeriksaan kelengkapan alat keselamatan di kapal-kapal. Semua itu agar mudik berjalan lancar dan aman," ujar Listyo Sigit.
Kapolri juga mengapresiasi pihak ASDP yang dalam waktu cepat bisa melakukan evaluasi untuk mempersiapkan potensi arus mudik dan arus balik terutama di Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Sementara itu, Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi pun memastikan ASDP terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan seluruh lembaga terkait, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kepolisian, dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) yang memiliki kewenangan dalam pengaturan jadwal kapal, untuk memperoleh informasi terbaru tentang kondisi cuaca dan perizinan berlayar sesuai jadwal yang ditetapkan.
“Dampak paling signifikan dari cuaca ekstrem adalah terganggunya jadwal pelayanan kapal dan kemungkinan terhambatnya mobilitas penumpang serta barang. Oleh karena itu, ASDP memohon pengertian dan kerjasama seluruh pengguna jasa saat terjadi cuaca ekstrem, dan kebijakan regulator menyatakan bahwa pelayanan penyeberangan ditutup sementara hingga kondisi normal kembali. Hal ini demi keselamatan dan keamanan pelayaran dan khususnya seluruh penumpang penyeberangan," tuturnya.
ASDP, lanjut Ira, melakukan mitigasi dalam menghadapi cuaca ekstrem, dimana secara berkala memberikan pelatihan khusus kepada para nahkoda dan awak kapal dan memastikan mereka memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai untuk menghadapi perubahan cuaca. Dep/red
Komentar